Selasa, 19 Januari 2016

(Galeri) Fun Race with Sahabat Rio




Sixth Gear – Dalam rangka memasyarakatkan Formula 1 di Indonesia dan mendukung Rio Haryanto, komunitas Sahabat Rio (sebutan untuk pendukung Rio Haryanto) mengadakan acara gathering dan gokart fun race di Lamtoro Karting, Balekota Mall Tangerang, Minggu (17/1). Acara dimulai pada pukul 13:00 WIB dan balapan dimulai pukul 14:00 WIB. 

Pada acara yang digelar di Lamtoro Karting, Balekota Mall, Tangerang, Minggu (17/1/2016) tersebut, Sahabat Rio yang biasanya hanya berinteraksi di dunia maya, akhirnya bisa berkumpul. Tercatat ada 33 peserta turun ke lintasan gokart. Angka tersebut belum termasuk fans dan penonton yang berada di luar lintasan. Selain mengundang seluruh lapisan masyarakat, acara juga diramaikan oleh pebalap-pebalap profesional Tanah Air, yakni Jimmy dan Gerhard Lukita, Eric Montolalu, serta Tomy Dwar Iskandar.
Di lintasan gokart, para peserta dapat langsung merasakan sensasi mengemudikan mobil balap berkursi tunggal dan mendapat gambaran lebih jelas mengenai tantangan-tantangan yang harus dihadapi seorang pebalap.


(kiri-kanan) pembalap nasional seperti Jimmy Lukita, Eric Montolalu, Gerhard Lukita turut meramaikan acara fun race.
"Melalui acara ini kami berharap semua yang hadir dapat lebih mengapresiasi skill para pembalap profesional, khususnya pembalap F1,” ujar Koordinator Sahabat Rio, Catur Sunaryo, pada rilisnya kepada bola.com.
Bukan hanya bergembira bersama dalam suasana yang hangat, para peserta yang beruntung juga mendapat berbagai hadiah. Hadiah yang dibagikan antara lain kaus Sahabat Rio, notebook Rio Haryanto, gantungan kunci ban Pirelli, gantungan kunci helm Sirkuit Yas Marina, dan stiker yang pernah terpasang pada mobil balap Rio di GP2 Series.

"Terima kasih kepada semua yang telah antusias hadir dalam acara Gokart Fun Race. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengenalkan kepada publik mengenai daya tarik dan tantangan balapan Formula 1,” ujar Catur.

“Para pebalap F1 umumnya mengawali karier di gokart. Semoga dengan semakin seringnya diadakan acara seperti ini, Rio Haryanto dan F1 akan semakin populer di Indonesia,” imbuhnya.

Berikut ini foto kegiatan yang berhasil dihimpun Sixth Gear:











 Kredit foto: Sahabat Rio dan Racevoltius

Sabtu, 02 Januari 2016

2015 Season Review: Formula 1



Sixth Gear - F1 musim 2015 sekali lagi menunjukkan kedigdayaan tim Mercedes. Sama seperti musim sebelumnya, tim panah perak sukses meraih dan mempertahankan gelar juara konstruktor, dan Lewis Hamilton kembali meraih gelar juara dunia usai memenangi GP Amerika Serikat pada 25 Oktober 2015.


Sebelum kompetisi dimulai, sejumlah pergantian pebalap dilakukan beberapa tim, mulai dari hengkangnya Fernando Alonso dari Ferrari ke McLaren, Sebastian Vettel memulai petualangan baru bersama Ferrari usai meninggalkan Red Bull, Daniil Kvyat dipromosikan dari Toro Rosso ke Red Bull, dan tiga tim yaitu Toro Rosso, Sauber, dan Manor-Marussia mengandalkan dua pembalap baru di line-up mereka. Toro Rosso merekrut Carlos Sainz Jr. dan Max Verstappen (pembalap termuda yang melakoni debut F1 di usia 17 tahun 164 hari), Sauber mengandalkan Marcus Ericsson dan Felipe Nasr, sedangkan Manor memilih Will Stevens dan Roberto Merhi. Di tengah musim, Merhi digantikan oleh pembalap GP2 asal Amerika Serikat, Alexander Rossi. Rossi tampil di 5 balapan dari 7 seri terakhir. Selain itu ada tim yang memilih mengganti penyuplai mesin mereka. Honda kembali ke F1 usai 8 tahun dan menjalin kerja sama dengan McLaren, sedangkan Lotus mengganti mesin mereka dari Renault ke Mercedes.

Musim 2015 berlangsung sebanyak 19 seri, dimana GP Meksiko kembali untuk pertama kalinya usai absen selama 23 tahun. Untuk menyambut gelaran F1, sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez yang menjadi lokasi GP Meksiko direnovasi untuk memenuhi standar keselamatan FIA. GP Jerman batal digelar menyusul ketidaksiapan panitia setempat. semula GP Jerman akan berlangsung di Nurburgring sesuai kesepakatan berbagi venue penyelenggaraan GP Jerman sejak 2008.

Lewis Hamilton memenangi balapan pembuka di Albert Park, Australia disusul Nico Rosberg dan Sebastian Vettel. Saat balapan berlanjut ke Sepang, Malaysia, Vettel sukses meraih kemenangan pertamanya bersama Ferrari. Setelah itu Hamilton memenangi GP China dan GP Bahrain. Beralih ke Eropa, Rosberg memenangi GP Spanyol dan GP Monako, kemudian Hamilton membayar kegagalan di sirkuit Gilles Villeneuve tahun lalu dengan memenangi GP Kanada. Rosberg sukses memenangi GP Austria, kemudian Hamilton menang di kandang sendiri di Silverstone. Menjelang paruh pertama musim usai, Vettel memenangi GP Hungaria yang dihelat seminggu setelah wafatnya Jules Bianchi setelah 9 bulan mengalami koma akibat insiden yang menimpanya di GP Jepang 2014.

Usai jeda musim panas, Hamilton memenangi GP Belgia dan GP Italia dan Sebastian Vettel meraih kemenangan ketiganya musim ini di GP Singapura. 6 seri tersisa jadi milik Mercedes, dimana Hamilton memenangi GP Jepang, GP Rusia dan GP Amerika Serikat. di GP Amerika Serikat Hamilton mengamankan gelar juara dunia. Ini menjadi gelar ketiganya sepanjang karirnya di F1 dan kedua secara beruntun. Di tiga seri pamungkas, yaitu GP Meksiko, GP Brazil, dan GP Abu Dhabi, Rosberg keluar sebagai pemenang.

Sebelum GP Hungaria dihelat, dunia F1 berduka atas meninggalnya Jules Bianchi pada 17 Juli 2015 setelah berjuang selama 9 bulan mengalami koma yang dialaminya usai menabrak crane saat balapan di Suzuka, Jepang, 5 Oktober 2015. Sebelum balapan GP Hungaria dimulai, diadakan mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang Bianchi.







Klasmen akhir Formula 1 musim 2015
Pembalap (5 besar):
1. Lewis Hamilton (Inggris/Mercedes) 381 poin
2. Nico Rosberg (Jerman/Mercedes) 322 poin
3. Sebastian Vettel (Jerman/Ferrari) 278 poin
4. Kimi Raikkonen (Finlandia/Ferrari) 150 poin
5. Valtteri Bottas (Finlandia/Williams-Mercedes) 136 poin

Konstruktor (5 besar):
1. Mercedes - 703 poin
2. Ferrari - 428 poin
3. Williams-Mercedes - 257 poin
4. Red Bull-Renault - 187 poin
5. Force India-Mercedes - 136 poin

Itulah review singkat F1 musim 2015, sampai jumpa musim depan.


Jumat, 01 Januari 2016

2015 Season Review: MotoGP (part 3)



Sixth Gear - Bagian ini menyambung dari bagian sebelumnya dan menjadi bagian terakhir mengenai review MotoGP musim 2015, berikut review 6 seri terakhir saat perebutan gelar juara kian memanas hingga puncaknya di dua seri terakhir.

Round 13: San Marino GP (Misano World Circuit Marco Simoncelli, 11-13 September 2015)
Jorge Lorenzo mengamankan pole position di kualifikasi, namun balapan GP San Marino bisa dibilang sebagai balapan yang membingungkan karena diawal cuaca cerah namun ditengah balapan hujan turun dan menjelang usai hujan reda dan lintasan mengering. Sejumlah pembalap mesti mengganti motornya saat lintasan basah akibat hujan, begitu juga saat lintasan mengering (kecuali Bradley Smith yang ngotot menggunakan ban wet meski trek mengering). Dalam balapan yang membingungkan tersebut Marquez keluar sebagai pemenang disusul Smith dan Scott Redding. Seri ini juga untuk kali pertama Movistar Yamaha gagal menempatkan pembalapnya di podium akibat salah strategi pergantian motor ketika trek mengering. Lorenzo terjatuh dan gagal melanjutkan lomba, sedangkan Valentino Rossi finish kelima.

Round 14: Aragon GP (Motorland Aragon, 25-27 September 2015)
Marc Marquez meraih pole, namun ia terjungkal di awal lomba saat tengah mengejar Lorenzo dan mengakhiri balapan lebih awal. Kesempatan tersebut tak disia-siakan oleh Lorenzo untuk memperlebar gap dengan pembalap di belakangnya hingga ia menyentuh garis finish untuk memenangi balapan. Sorotan mengarah ke duel antara Dani Pedrosa dengan Valentino Rossi, dimana the Little Spaniard memenangi duel sengit menjelang balapan usai tersebut untuk finish kedua. Rossi finish ketiga.

Round 15: Japanese GP (Twin Ring Motegi, 9-11 Oktober 2015)
Karena gagal finish di Aragon, peluang Marquez meraih gelar juara menipis dan kandidat mengerucut menjadi dua: Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Di sesi kualifikasi Movistar Yamaha mengmankan posisi start 1-2, masing-masing ditempati Lorenzo dan Rossi. Dan yang terjadi saat balapan, diluar dugaan Dani Pedrosa memenangi balapan yang berlangsung di bawah guyuran hujan terebut. Rossi finish kedua usai menyalip Lorenzo beberapa lap menjelang finish.


Round 16: Australian GP (Philip Island, 16-18 Oktober 2015)
Pertarungan demi gelar juara mulai sengit saat balapan berlangsung di Philip Island. Marquez merebut pole di kualifikasi, namun saat balapan ia kalah cepat dari Andrea Iannone yang start dari posisi kedua. Iannone kehilangan pimpinan lomba usai menabrak burung camar yang masuk ke lintasan diawal lomba dan Lorenzo memimpin jalannya balapan. Di belakang Lorenzo terjadi aksi saling salip-menyalip antara Iannone, Marquez dan Rossi. Namun disaat-saat akhir Marquez menyalip Lorenzo untuk memenangi balapan, begitu juga Iannone yang mengasapi Rossi untuk posisi ketiga.

Round 17: Malaysian GP (Sepang, 23-25 Oktober 2015)
Sempat ada kekhawatiran kalau GP Malaysia batal akibat kabut asap kiriman dari pulau Sumatra. Setelah akhirnya dipastikan GP Malaysia tetap berjalan, seisi paddock MotoGP dibuat gempar oleh sesi konferensi pers sebelum balapan, dimana Rossi terang-terangan menuduh Marquez membantu Lorenzo agar X-fuera meraih gelar juara dunia. Di sesi kualifikasi, Pedrosa meraih pole position dan Marquez meraih posisi kedua. Rossi meraih tempat ketiga disaat-saat akhir menggusur Lorenzo ke posisi empat. Tensi memanas saat balapan. Pedrosa langsung memimpin jalannya lomba, namun Marquez berulah: ia membiarkan Lorenzo menyalipnya dan menghambat laju Rossi begitu the Doctor mendekatinya. Kesal dengan ulah Marquez, Rossi sempat memperingatkan Marquez namun tak digubris oleh the Baby Alien hingga puncaknya keduanya bersinggungan hingga Marquez terjatuh dan gagal melanjutkan lomba, kemudian insiden ini dikenal dengan nama Sepang clash. Di akhir balapan, Pedrosa menang disusul Lorenzo dan Rossi. Usai balapan, insiden antara Rossi dan Marquez diinvestigasi hingga akhirnya Rossi mendapat 3 poin penalti dan mesti start dari urutan belakang saaat GP Valencia. (sebelumnya Rossi sudah medapat 1 poin penalti saat GP San Marino)

Round 18: Valencia GP (Circuit Ricardo Tormo, 6-8 November 2015)
Tidak terima dengan hukuman yang dijatuhkan sebagai imbas Sepang clash, Rossi mengajukan banding ke FIM dan CAS namun bandingnya ditolak. Rossi tetap start dari belakang saat balapan. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Lorenzo untuk meraih gelar juara dunia,belum lagi ia mengawali lomba dari pole position. Selepas start, Lorenzo melesat ke posisi pertama sedangkan Rossi menyalip pembalap di depannya satu per satu. Namun, aksi menyalip 22 pembalap yang dilakukan Rossi selama balapan berakhir sia-sia sebab Lorenzo finish pertama dan meraih gelar juara dunia. Namun saat balapan usai, fokus bukan mengarah ke Lorenzo, melainkan aksi yang dilakukan orang-orang di pit membentuk guard of honour mulai dari jalur masuk pit hingga garasi Movistar Yamaha tempat kru tim yang menangani Rossi. The Doctor mendapat sambutan luar biasa dari penonton maupun orang-orang di pit, beberapa diantaranya menyebut Rossi sebagai People's champion karena telah memenangkan hati jutaan penggemarnya.

Klasmen akhir MotoGP 2015 (5 besar):
1. Jorge Lorenzo (Spanyol/Movistar Yamaha) 330 poin
2. Valentino Rossi (Italia/Movistar Yamaha) 325 poin
3. Marc Marquez (Spanyol/Repsol Honda) 242 poin
4. Dani Pedrosa (Spanyol/Repsol Honda) 206 poin
5. Andrea Iannone (Italia/Ducati Team) 188 poin

Itulah MotoGP musim 2015 yang akan dikenang sebagai musim tersengit dalam sejarah. Sampai jumpa di musim 2016.

2015 Season Review: GP2 Series (part 3)



Sixth Gear - Menyambung bagian sebelumnya dari review GP2 musim 2015, bagian ini sekaligus terakhir dalam kilas balik GP2 musim 2015 akan mengulas mengenai tiga seri terakhir GP2 Series 2015.

Round 9: Sochi Autodrom, Rusia (9-11 Oktober 2015)
Rossi won feature race but Vandoorne sealed the title

Penentuan gelar juara GP2 ditentukan di Sochi Autodrom, Rusia. Vandoorne hanya butuh menang di feature race karena selisih poin yang cukup jauh dari rival terdekatnya, Alexander Rossi. Di sesi kualifikasi yang berlangsung dibawah guyuran hujan, Alex Lynn berhasil meraih pole position. Ketika feature race, terjadi insiden selepas start yang melibatkan Artem Markelov (Rusia/Russian Time), Sergio Canamasas (Spanyol/Daiko Team Lazarus), Marlon Stockinger (Filipina/Status GP) dan Jordan King (Inggris/Racing Engineering). Balapan dihentikan akibat kerusakan pagar pembatas usai tabrakan dan memerlukan perbaikan. Karena memerlukan waktu yang lama untuk memperbaiki pagar, sisa balapan dipangkas menjadi 15 lap. Alexander Rossi yang memilih untuk pit-stop ditengah balapan akhirnya memenangi balapan disusul Pierre Gasly (Prancis/DAMS) dan Stoffel Vandoorne yang baru melakukan pit-stop sebelum balapan usai.

Arthur Pic mengawali sprint race dari pole, namun selepas start ia kalah cepat dari Richie Stanaway (Selandia Baru/Status GP). Belum lagi ia dipecundangi rekan setimnya, Rio Haryanto saat berduel berebut posisi kedua seusai start. Safety car muncul di lap 1 usai insiden antara Marlon Stockinger dengan Rene Binder (Austria/MP Motorsport). Seusai safety car kembali ke pit, Rio sempat mengancam Stanaway namun upayanya gagal karena Stanaway membangun gap hingga 4 detik dengan Rio. Saat balapan tersisa 2 lap, safety car masuk lagi akibat kecelakaan yang menimpa Johnny Cecotto (Venezuela/Trident). Saat tanda SC muncul di lintasan, terjadi kontroversi saat Rio Haryanto dan Richie Stanaway berduel untuk pimpinan lomba. Rio menyalip Stanaway dari sisi dalam di tikungan 13 namun tanda SC muncul usai pembalap Campos Racing tersebut menyalip Stanaway. Imbasnya, Rio diminta mengembalikan pimpinan lomba ke Stanaway oleh steward. Stanaway akhirnya memenangi balapan disusul Rio Haryanto dan Raffaele Marciello (Italia/Trident). Vandoorne pun mengunci gelar juara GP2 usai finish keempat. Keunggulannya sebanyak 108 poin dari Alexander Rossi mustahil dikejar di dua seri tersisa.

Saat itu terjadi inisden di belakang saya (Johnny Cecotto mengalami kecelakaan saat balapan tersisa 2 lap di tikungan 3 pada sprint race) dan saya menyalip Richie Stanaway namun tanda safety car muncul setelah menyalip Stanaway, menurut steward saya harus mengembalikan pimpinan lomba ke Stanaway, namun di mata komentator (Alex Jacques dan Karun Chandhok) sebenarnya saya yang memenangi lomba.
(Rio Haryanto berkomentar mengenai safety car controversy pada sprint race GP Rusia saat menjadi narasumber talkshow "Rosi" di auditorium UNS, Solo, 23 Oktober 2015)

Round 10: Sakhir, Bahrain (19-21 November 2015)
ART's 1-2 finish in feature race is enough for team's title, another win for Evans

GP2 kembali ke Bahrain sebagai pengganti seri Jerman yang batal. Seri kesepuluh ini menjadi satu-satunya seri dimana GP2 bukan bertindak sebagai supporting event F1, melainkan pendukung kompetisi FIA World Endurance Championship seri Bahrain 6 Hours. Pierre Gasly merebut pole di kualifikasi, namun di sesi feature race ia gagal membendung laju Stoffel Vandoorne saat start. Vandoorne tampil sangat meyakinkan hingga akhir balapan dan memenangi feature race disusul Nobuharu Matsushita (Jepang/ART Grand Prix) dan Mitch Evans (Selandia Baru/Russian Time).

Alex Lynn dan Rio Haryanto start dari baris depan pada sprint race. Selepas start terjadi insiden di tikungan 1 dimana Matsushita yang terlalu bernafsu menyodok ke barisan depan, menabrak Rio dan ia melintir. Rio keluar lintasan bersama Pierre Gasly dan Jordan King. Di pertengahan lomba Evans sukses merebut pimpinan lomba dari Alex Lynn dan akhirnya memenangi balapan disusul  Vandoorne dan Lynn.


Round 11: Yas Marina, Abu Dhabi, UAE (27-29 November 2015)
Bitter sweet ending

Seri pamungkas GP2 berlangsung di Yas Marina, Abu Dhabi. Untuk kali kedua berturut-turut Pierre Gasly meraih pole, dan di feature race ia sempat memimpin selama 3 lap sebelum Vandoorne mengambil alih di lap keempat. Vandoorne meraih kemenangan ketujuhnya di musim 2015 usai memenangi feature race seri Abu Dhabi. Tempat kedua dan ketiga diisi oleh Raffaele Marciello dan Mitch Evans.


Sama seperti di Bahrain seminggu sebelumnya, Lynn dan Rio mengawali sprint race dari barisan depan. Namun selepas start terjadi insiden di tikungan 3: Pierre Gasly melintir saat berduel dengan Raffaele Marciello untuk posisi kelima, kemudian Norman Nato (Prancis/Arden International) gagal menghindari Gasly dan akhirnya keduanya bertabrakan. Nato pun menyeret Daniel de Jong (Belanda/Trident), Nicholas Latifi (Kanada/MP Motorsport) dan Sean Gelael (Indonesia/Carlin) ke pagar pembatas dekat jalur keluar pit. Keempatnya pun menghantam pagar pembatas hingga akhirnya balapan dihentikan. Karena perbaikan pagar memerlukan waktu yang lama, akhirnya balapan tidak dilanjutkan dan tidak ada yang berhak atas poin dalam sprint race seri Abu Dhabi.

Klasmen akhir GP2 Series 2015
Pembalap (5 besar)
1. S Vandoorne (Belgia/ART Grand Prix) 341,5 poin
2. A Rossi (Amerika Serikat/Racing Engineering) 181,5 poin
3. S Sirotkin (Rusia/Rapax) 139 poin
4. R Haryanto (Indonesia/Campos Racing) 138 poin
5. M Evans (Selandia Baru/Russian Time) 135 poin

Tim (5 besar)
1. ART Grand Prix - 410 poin
2. Racing Engineering - 241,5 poin
3. DAMS - 220 poin
4. Campos Racing - 198 poin
5. Russian Time - 183 poin

Itulah review GP2 musim 2015, sampai jumpa di musim 2016.

Kredit foto: GP2 Media Services, Istimewa