Kamis, 31 Desember 2015
2015 Season Review: MotoGP (part 2)
Sixth Gear - Melanjutkan bagian pertama mengenai review MotoGP musim 2015, berikut ini review singkat dari seri ketujuh hingga seri keduabelas MotoGP 2015.
Round 7: Catalunya GP (Circuit de Catalunya, Spanyol, 12-14 Juni 2015)
Suzuki yang kembali ke MotoGP musim 2015 setelah absen 3 tahun membuat gebrakan di sesi kualifikasi dengan menempatkan Aleix Espargaro dan Maverick Vinales di urutan 1-2. Namun sayang keduanya tidak meraih podium kendati mengawali lomba dari barisan depan. Jorge Lorenzo keluar sebagai pemenang, disusul Valentino Rossi dan Dani Pedrosa. Marc Marquez gagal melanjutkan lomba usai terjatuh diawal balapan.
Round 8: Dutch GP (TT Assen, Belanda, 25-27 Juni 2015)
Terjatuh di tiga balapan membuat Marc Marquez memutuskan menggunakan sasis tahun 2014. Di sesi kualifikasi, Valentino Rossi meraih pole pertamanya di 2015 dan mengkonversinya dengan kemenangan meskipun disaat-saat akhir menjelang finish Rossi sempat bersenggolan dengan Marquez yang menyebabkan Rossi keluar lintasan dan menyentuh gravel. Hal itu tak menghalangi the Doctor dan meraih kemenangan ketiganya di 2015 disusul Marquez dan Lorenzo.
Round 9: Germany GP (Sachsenring, Jerman, 10-12 Juli 2015)
Balapan terakhir sebelum jeda musim panas. Repsol Honda menempatkan dua pembalapnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa diurutan 1-2 pada kualifikasi dan keduanya sukses finish 1-2 saat race. Tempat ketiga jadi milik Valentino Rossi yang masih kukuh di puncak klasmen. Jorge Lorenzo mesti puas finish diurutan keempat.
Round 10: Indianapolis GP (Indianapolis Motor Speedway, AS, 7-9 Agustus 2015)
Usai jeda musim panas, balapan MotoGP berlangsung di Indianapolis, Amerika Serikat. Marquez dan Pedrosa kembali mengamankan posisi 1-2 di kualifikasi, namun hanya Marquez yang finish di posisi podium. Marquez memenangi balapan disusul Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi yang bersusah payah mengatasi perlawanan Dani Pedrosa di akhir balapan.
Round 11: Czech GP (Brno, Republik Ceko, 14-16 Agustus 2015)
Sempat muncul rumor bahwa GP Ceko batal karena masalah finansial, namun akhirnya balapan tetap dilangsungkan. Lorenzo merebut pole position di kualifikasi dan kembali ke jalur kemenangan usai memenangi balapan disusul Marquez dan Rossi. Lorenzo juga merebut pimpinan klasmen pembalap dari Rossi kendati keduanya mengoleksi poin yang sama, namun X-fuera memiliki jumlah kemenangan lebih banyak dibandingkan the Doctor.
Round 12: British GP (Silverstone, 28-30 Agustus 2015)
Marquez merebut pole position pada kualifikasi GP Inggris, namun yang terjadi saat balapan jauh berbeda: hujan turun memaksa start sempat ditunda beberapa menit. Valentino Rossi menunjukkan keahliannya di lintasan basah dan memimpin jalannya lomba. Marquez yang menguntit Rossi gagal melanjutkan lomba akibat terjatuh. Rossi memenangi balapan, namun yang menjadi perbincangan adalah Danilo Petrucci. Mengawali balapan dari urutan 18, pembalap tim Pramac Racing tersebut diluar dugaan finish kedua dan sukses mengasapi Pedrosa dan Lorenzo saat balapan. Tempat ketiga jadi milik Andrea Dovizioso.
Itulah bagian kedua review MotoGP musim 2015, bersambung ke bagian ketiga.
2015 Season Review: GP2 Series (part 2)
Sixth Gear - Menyambung bagian pertama dari review GP2 Series musim 2015, berikut ini review dari seri kelima hingga kedelapan dari GP2 musim 2015.
Round 5: Silverstone, Inggris (3-5 Juli 2015)
Sirotkin made a perfect win for the first time in GP2, hat-trick for Haryanto
Balapan GP2 memasuki seri kelima di Silverstone, Inggris. Sergey Sirotkin tampil brilian di sesi kualifikasi dengan meraih pole position, namun pada feature race pembalap asal Rusia tersebut kecolongan selepas start. Ia kalah cepat dengan Richie Stanaway sebelum Sirotkin mengasapi pembalap asal Selandia Baru tersebut beberapa lap kemudian. Sejak itulah Sirotkin mendominasi balapan hingga akhirnya memenangi feature race seri Inggris disusul Alexander Rossi dan Stoffel Vandoorne.
Mendapat keuntungan akibat dua pembalap didepannya mendapat penalti di feature race, Rio Haryanto mengawali sprint race dari posisi pole. Selepas start, pembalap tim Campos Racing tersebut tak terkejar oleh pembalap lainnya hingga akhirnya Rio meraih kemenangan ketiganya musim ini, Raffaele Marciello menyusul diurutan kedua dan Pierre Gasly menempati podium ketiga. Sprint race seri Inggris merupakan satu-satunya balapan dimana Vandoorne gagal meraup poin setelah finish kesembilan.
Round 6: Hungaroring, Hungaria (24-26 Juli 2015)
Another joy for Lynn, Matsushita's first and perfect win
Sebelum memasuki jeda musim panas, seri keenam GP2 berlangsung di Hungaroring, Hungaria. Alex Lynn mengawali balapan feature race dari posisi terdepan. Ketika Stoffel Vandoorne masuk pit beberapa lap usai start, ia kedapatan melakukan kesalahan yang berujung penalti 5 detik akibat unsafe release. Hal itu menjadi keuntungan bagi Lynn untuk meraih kemenangan keduanya disusul rekan setimnya, Pierre Gasly. Podium ketiga diraih Sergey Sirotkin yang secara kontroversial menyalip Rio Haryanto di tikungan 13 pada lap terakhir. Sirotkin mematahkan front wing pembalap tim Campos Racing tersebut hingga berujung kemarahan sejumlah pendukung Rio di sosial media.
Nobuharu Matsushita mengawali sprint race dari pole position dan ia sukses mengkonversinya dengan kemenangan. Pembalap asal Jepang tersebut tak terkejar selepas start hingga finish. Tempat kedua dan ketiga masing-masing diraih oleh Stoffel Vandoorne dan Sergey Sirotkin. Gagal meraih poin di seri Hungaria, Alexander Rossi turun ke peringkat ketiga klasmen pembalap.
Round 7: Spa-Franchorchamps, Belgia (21-23 Agustus 2015)
Vandoorne victorius at home, Rossi scored his first win in 2015
Usai jeda musim panas, balapan GP2 berlangsung di Spa-Franchorchamps. Stoffel Vandoorne meraih pole dan tampil menawan dihadapan pendukungnya sendiri dengan meraih kemenangan pada feature race disusul Arthur Pic dan Artem Markelov. Balapan sendiri sempat dihentikan beberapa menit akibat insiden yang menimpa Daniel de Jong (Belanda/MP Motorsport) diawal balapan.
Mengawali balapan dari urutan pertama pada sprint race, Jordan King (Inggris/Racing Engineering) memimpin balapan usai start namun kesalahannya di tikungan Les Combes membuat pimpinan lomba beralih ke rekan setimnya, Alexander Rossi. Pembalap asal Amerika Serikat tersebut memimpin balapan hingga finish disusul King dan Mitch Evans.
Round 8: Monza, Italia (4-6 September 2015)
Rossi take consecutive win, Evans made a maiden win for the first time in 2015
Beralih ke Monza, Pierre Gasly meraih pole position namun masalah pada mobilnya seusai pit-stop membuatnya gagal menyelesaikan lomba. Di akhir balapan, Alexander Rossi suskes memecundangi Stoffel Vandoorne dan meraih kemenangan kedua secara beruntun. Vandoorne harus puas finish kedua dan Mitch Evans finish ketiga.
Untuk kali kedua secara beruntun, Jordan King mengawali sprint race dari pole, namun selepas start ia dihantam Norman Nato dari belakang yang menyebabkan gagal finish. Arthur Pic memipin jalannya balapan namun di lap terakhir tikungan pertama Mitch Evans yang membuntutinya selama balapan merebut pimpinan lomba dari adik kandung Charles Pic tersebut dan meraih kemenangan pertamanya di musim 2015 disusul Pic dan Vandoorne.
Itulah bagian kedua dari review GP2 musim 2015, bersambung ke bagian ketiga sekaligus bagian terakhir.
Kredit foto: GP2 Media Services
2015 Season Review: MotoGP (part 1)
Sixth Gear - MotoGP musim 2015 akan dikenang sebagai salah satu musim yang terbaik, tersengit, sekaligus paling kontroversial dibandingkan musim sebelumnya. Sejumlah drama pun mewarnai sejumlah balapan musim ini, mulai insiden Rossi dengan Marquez di Argentina hingga puncaknya Sepang clash yang menjadi trending topic selama beberapa minggu.
Round 1: Qatar GP (Losail, Qatar, 27-29 Maret 2015)
Seri pertama MotoGP musim 2015 berlangsung malam hari di Losail, Qatar. Andrea Dovizioso secara mengejutkan meraih pole position pertamanya musim ini. Saat balapan, terjadi duel sengit di barisan depan antara Andrea Dovizioso, Andrea Iannone, Jorge Lorenzo, dan Valentino Rossi. Keempatnya bergantian memimpin lomba hingga akhirnya Rossi sukses mengasapi rekan setimnya, Lorenzo dan duo Ducati. Rossi keluar sebagai pemenang disusul Dovizioso dan Iannone. Lorenzo harus puas finish keempat setelah busa helmnya melorot ditengah-tengah balapan.
Round 2: GP of the Americas (Circuit of the Americas, AS, 10-12 April 2015)
Balapan MotoGP musim 2015 menyambangi benua Amerika dengan GP Amerika pada seri kedua. Marc Marquez yang tampil mengecewakan di seri pertama sukses membayar kegagalannya dengan meraih pole dan memenangi balapan. Tak hanya itu, the Baby Alien meraih kemenangan ketiga beruntun di sirkuit ini sejak 2013. Tempat kedua diraih Andrea Dovizioso setelah berduel dengan Valentino Rossi. The Doctor pun mesti puas finish ketiga.
Round 3: Argentina GP (Termas de Rio Hondo, Argentina, 17-19 April 2015)
Round 4: Spain GP (Circuito de Jerez, Spamyol, 1-3 Mei 2015)
Terpuruk di tiga seri pertama, Lorenzo bangkit saat balapan MotoGP memasuki benua Eropa. Meraih pole di sesi kualifikasi, Lorenzo pun mengkonversinya menjadi kemenangan dihadapan pendukungnya sendiri sekaligus sebagai kado ulang tahunnya mengingat sehari usai balapan Lorenzo berulang tahun yang ke-28. Marquez dan Rossi menyusul dibelakangnya dengan menempati posisi kedua dan ketiga.
Round 5: France GP (Le Mans, Prancis, 15-17 Mei 2015)
Marquez meraih pole position pada GP Prancis meskipun ia tengah cedera. Cedera tersebut pun menghambatnya tampil menawan selama balapan. Justru Lorenzo meneruskan tren positif dengan memenangi GP Prancis, disusul rekan setimnya, Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso. Untuk kali pertama musim ini, Movistar Yamaha meraih finish 1-2.
Round 6: Italian GP (Mugello, Italia, 29-31 Mei 2015)
Andrea Iannone meraih pole dihadapan pendukungnya sendiri, namun ia gagal menghambat laju Lorenzo selepas start hingga akhirnya X-fuera meraih kemenangan ketiganya musim ini disusul Andrea Iannone dan Valentino Rossi. Marquez gagal menyelesaikan lomba, begitu juga dengan Dovizioso yang gagal tampil mumpuni didepan pendukungnya.
Itulah season review MotoGP musim 2015 bagian pertama, sampai jumpa di bagian berikutnya.
2015 Season Review: GP2 Series (part 1)
Sixth Gear - GP2 musim 2015 menjadi saksi betapa dominannya Stoffel Vandoorne. Pembalap asal Belgia yang memperkuat tim ART tersebut keluar sebagai juara dengan sederet rekor fantastis yang berhasil ia ukir. Berikut kilas balik GP2 musim 2015.
Round 1: Sakhir, Bahrain (17-19 April 2015)
Vandoorne start to dominate, meanwhile Haryanto storms into his first victory in GP2.
Seri pembuka GP2 berlangsung di Sakhir, Bahrain dimana Stoffel Vandoorne menjadi yang tercepat di sesi kualifikasi disusul rekan setimnya, Nobuharu Matsushita dan juara GP3 musim 2014, Alex Lynn (Inggris/DAMS). Pada sesi feature race, Vandoorne mengawali balapan dengan baik hingga terjadi tabrakan di lap 4 antara Arthur Pic (Prancis/Campos Racing), Norman Nato (Prancis/Arden International), Pierre Gasly (Prancis/DAMS) dan Raffaele Marciello (Italia/Trident). Safety car masuk untuk membersihkan lintasan dan balapan berlanjut di lap 9. Vandoorne pun mendominasi hampir sepanjang balapan hingga akhirnya memenangi balapan, disusul Rio Haryanto (Indonesia/Campos Racing) yang secara dramatis merebut posisi kedua dari Alexander Rossi (AS/Racing Engineering) pada lap dan tikungan terakhir. Nama yang disebut terakhir finish ketiga.
Round 2: Circuit de Catalunya, Spanyol (8-10 Mei 2015)
Vandoorne wins again, Lynn's first win in GP2.
Vandoorne kembali tampil dominan di seri kedua GP2 musim 2015. Setelah meraih pole di kualifiaksi, Vandoorne meneruskan tren positif dengan meraih kemenangan di sesi feature race disusul Mitch Evans (Selandia Baru/Russian Time) dan Alexander Rossi (AS/Racing Enginnering) yang sekali lagi dipaksa menyerahkan posisi keduanya di saat-saat akhir balapan.
Norman Nato memulai balapan dari pole pada sprint race namun pembalap asal Prancis tersebut harus merelakan pimpinan lomba ke Alex Lynn di awal balapan. Lynn, yang juga development driver Williams, meraih kemenangan pertamanya di GP2 disusul Stoffel Vandoorne dan Pierre Gasly.
Round 3: Montecarlo, Monako (21-23 Mei 2015)
Vandoorne beating Rossi, Stanaway claims first win.
Seri ketiga GP2 berlangsung di sirkuit jalan raya legendaris Montecarlo, Monako. Alexander Rossi sukses meraih pole position pertamanya musim ini. Namun pada sesi feature race, ia dikalahkan Stoffel Vandoorne saat pit-stop dan Vandoorne keluar sebagai pemenang disusul Rossi dan Sergio Canamasas (Spanyol/MP Motorsport).
Marciello yang mengawali sprint race dari urutan terdepan, gagal memimpin lomba karena ia kalah cepat dari Richie Stanaway (Selandia Baru/Status GP). Stanaway pun tak terkejar hingga finish disusul Marciello dan Sergey Sirotkin (Rusia/Rapax).
Round 4: Red Bull Ring, Austria (19-21 Juni 2015)
Vandoorne's 4th win in this season, Haryanto made an amazing victory.
Usai jeda hampir sebulan, balapan GP2 kembali bergulir di Red Bull Ring, Austria. Vandoorne meraih pole position pada kualifikasi dan meraih kemenangan keempat beruntun di feature race, disusul Sergey Sirotkin dan Alex Lynn yang merebut posisi ketiga dari Matsushita di akhir balapan.
Nick Yelloly (Inggris/Hilmer Motorsport) mengawali sprint race dari pole position namun sebelum tikungan pertama pada lap pertama, ia mesti merelakan pimpinan lomba ke Rio Haryanto yang selanjutnya mendominasi sepanjang balapan meski sempat mendapat tekanan dari Artem Markelov (Rusia/Russian Time) hingga lap 14 lalu Stoffel Vandoorne disisa balapan. Di akhir balapan, Rio memenangi balapan disusul Vandoorne dan Matsushita.
Itulah bagian pertama dari season review GP2 Series musim 2015, tunggu bagian selanjutnya.
Kredit foto: GP2 Media Services
Kamis, 10 Desember 2015
Mengapa Pembalap Debutan di F1 Rata-Rata Menjadi Pay Driver?
Sixth Gear - Tidak dipungkiri lagi kalau untuk mengikuti Formula 1 dibutuhkan biaya yang banyak. Dalam semusim saja, diperlukan sekitar 3,3 triliun rupiah dengan rincian sebagai berikut:
- Research and Development: 860 milyar rupiah
- Salaries (gaji): 880 milyar rupiah
- Produksi (mobil dan peralatan pendukung): 816 milyar rupiah
- Operasional: 753 milyar rupiah
Banyak alasan mengapa seorang debutan F1 memilih menjadi pay driver. Mulai dari kondisi tim yang ditujunya tengah membutuhkan dana, pembalap membawa sponsor yang banyak, masih ada pembalap yang secara prestasi jauh lebih bagus daripada pembalap berkantong tebal. Ada juga alasan lain yang lebih terperinci:
Sejumlah pembalap yang pernah menjadi pay driver, mulai dari pembalap legendaris macam Niki Lauda dan Michael Schumacher. Lauda bahkan meminjam uang dari asuransinya untuk mengamankan satu tempat di Formula 2 dan F1. Sedangkan generasi sekarang yang menjadi pay driver antara lain: Vitaly Petrov, Pastor Maldonado (didukung oleh PDVSA, Pertamina-nya Venezuela), Sergio Perez, dan Bruno Senna. Baik Maldonado dan Perez masih eksis di F1 hingga saat ini.
Team minim sponsor, stock driver banyak, dan semua berpotensi ke F1 dengan skill dan prestasinya, dan yang jelas team bukan team yang sudah mapan, bisa saja team baru atau team papan bawah, driver sudah kantongi sponsor, dan driver mau membayar karena jarang ada kesempatan datang wlpn skill dia mumpuni, team papan bawah jelas butuh skill, skill pas-pasan belum juga bisa masuk walaupun dia kantongi banyak sponsor, sponsor memberikan dana ke team dan team berikan mobil terbaik buat driver dan driver berikan keduanya performa yang apik, kalau ternyata penampilan dan performanya bagus dan membawa meraih poin setiap race, bukan tidak mungkin dia justru akan mendapat kontrak oleh team tersebut atau menjadi rebutan team papan tengah atau atas.
Sumber: Wawancara
Langganan:
Postingan (Atom)