Sabtu, 24 Oktober 2015

(Special Report) What Haryanto Said at Kampus Kompas TV Solo

Rio Haryanto saat berinteraksi dengan peserta Kampus Kompas TV saat talkshow "ROSI"

Sixth Gear - Kegiatan Kampus Kompas TV yang berlangsung di Auditorium UNS, Kentingan, Jebres, Solo selama 2 hari (22-23/10) sukses menyedot atensi dari berbagai kalangan, khsusnya mahasiswa yang menimba ilmu di Solo. Salah satu acara yang paling menarik perhatian adalah talkshow "ROSI" bersama Rosianna Silalahi. Talkshow yang berlangsung pada hari kedua (23/10) kemarin menghadirkan 5 narasumber, yaitu: Komjen Budi Waseso (Ketua BNN), Gita Gutawa (Penyanyi), Rio Haryanto (Pembalap GP2 Series), Endah Laras (Penyanyi keroncong), dan Woro (Penyanyi cilik jebolan "Di Atas Rata-Rata 1").

Tampil sebagai narasumber ketiga, sambutan peserta Kampus Kompas TV terhadap Rio bisa dikatakan paling meriah dibandingkan narasumber lainnya. Beberapa remaja putri bahkan histeris saat pembalap Campos Racing tersebut berada di atas panggung. Berikut ini beberapa hal yang diungkapkan Rio pada talkshow kemarin (23/10).

Rosianna Silalahi (RS): Apa yang Rio ingat saat menghabiskan masa kecil di Solo?
Rio: Saat kecil saya doyan makan. Bahkan saya sempat gemuk saat itu.
(Kiri) Rio saat masih anak-anak
(Kanan) Rio saat memeperkuat Barwa Addax pada GP2 musim 2013
RS: Jenis latihan apa yang biasanya dilakukan Rio agar menjadi pembalap wahid?
Rio: Latihan kardio, sepeda, lari, renang.

RS: Dulu Rio pernah satu lintasan dengan beberapa pembalap yang kini berlaga di F1. Adakah pembalap yang kini tampil di F1 yang pernah dikalahkan Rio?
Rio: Valtteri Bottas (Rio pernah mengalahkan Bottas sebanyak 2 kali saat masih di GP3, pertama pada seri Jerman yang berlangsung di Nurburgring di race 1, kedua di Hungaroring saat race 2).

RS: Pada seri terakhir (GP Rusia) anda sempat melakukan aksi overtaking namun sayangnya tanda safety car muncul sesaat setelah anda menyalip. Menurut Rio?
Rio: Saat itu terjadi inisden di belakang saya (Johnny Cecotto mengalami kecelakaan saat balapan tersisa 2 lap di tikungan 3 pada sprint race) dan saya menyalip Richie Stanaway namun tanda safety car muncul setelah menyalip Stanaway, menurut steward saya harus mengembalikan pimpinan lomba ke Stanaway, namun di mata komentator (Alex Jacques dan Karun Chandhok) sebenarnya saya yang memenangi lomba.
Manuver Rio terhadap Stanaway pada sprint race seri Rusia,
namun keabsahannya dipertanyakan karena tanda safety car muncul sesaat setelah
Rio merebut pimpinan lomba dari Stanaway
RS: Bagaimana tahun pertama Rio berkompetisi di Eropa?
Rio: Tahun pertama di Eropa, awalnya saya sempat keteteran (Rio finish ke-20 (race 1) dan ke-25 (race 2) pada seri pertama GP3 musim 2010 seri Spanyol), namun di seri kedua akhirnya saya bisa beradaptasi dengan baik dan menang. Namun sayangnya saat itu sempat ada penundaan upacara podium, tadinya saya pikir ada insiden justru panitia sibuk mencari lagu Indonesia Raya.

Rio saat memenangi race 2 seri Turki pada GP3 Series musim 2010
RS: Banyak orang yang kerap memandang remeh jika orang Asia tampil bagus di Eropa, tanggapan Rio sendiri bagaimana?
Rio: Justru hal itu menjadi keuntungan bagi saya karena saya merasa ditakuti oleh mereka yang memandang saya sebelah mata.

RS: Rio sendiri orangnya penurut, misalnya tidak pernah makan permen oleh ayahnya, apa untungnya jadi seorang penurut?
Rio: Sisi positif menjadi seorang penurut yaitu agar tidak terjerumus dalam kesalahan.

RS: Apakah Rio pernah mengeluh begini, "Mengapa saya mesti membalap?"
Rio: Tidak. Saya menerima hal itu dengan senang hati.

RS: Apakah Rio tertarik dengan kehadiran wanita di lintasan (grid girl)?
Rio: Tidak. Saya memilih fokus ke balapan.

Rio saat berada di grid sebelum sprint race seri Inggris dimulai,
saat itu Rio memenangi balapan tersebut dan menjadi kemenangan ketiganya di GP2.

Itulah beberapa hal yang diungkapkan Rio Haryanto dalam talkshow "ROSI" dalam rangka Kampus Kompas TV di Auditorium UNS, Solo pada hari Jumat, 23 Oktober 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar