Kamis, 31 Desember 2015
2015 Season Review: MotoGP (part 2)
Sixth Gear - Melanjutkan bagian pertama mengenai review MotoGP musim 2015, berikut ini review singkat dari seri ketujuh hingga seri keduabelas MotoGP 2015.
Round 7: Catalunya GP (Circuit de Catalunya, Spanyol, 12-14 Juni 2015)
Suzuki yang kembali ke MotoGP musim 2015 setelah absen 3 tahun membuat gebrakan di sesi kualifikasi dengan menempatkan Aleix Espargaro dan Maverick Vinales di urutan 1-2. Namun sayang keduanya tidak meraih podium kendati mengawali lomba dari barisan depan. Jorge Lorenzo keluar sebagai pemenang, disusul Valentino Rossi dan Dani Pedrosa. Marc Marquez gagal melanjutkan lomba usai terjatuh diawal balapan.
Round 8: Dutch GP (TT Assen, Belanda, 25-27 Juni 2015)
Terjatuh di tiga balapan membuat Marc Marquez memutuskan menggunakan sasis tahun 2014. Di sesi kualifikasi, Valentino Rossi meraih pole pertamanya di 2015 dan mengkonversinya dengan kemenangan meskipun disaat-saat akhir menjelang finish Rossi sempat bersenggolan dengan Marquez yang menyebabkan Rossi keluar lintasan dan menyentuh gravel. Hal itu tak menghalangi the Doctor dan meraih kemenangan ketiganya di 2015 disusul Marquez dan Lorenzo.
Round 9: Germany GP (Sachsenring, Jerman, 10-12 Juli 2015)
Balapan terakhir sebelum jeda musim panas. Repsol Honda menempatkan dua pembalapnya, Marc Marquez dan Dani Pedrosa diurutan 1-2 pada kualifikasi dan keduanya sukses finish 1-2 saat race. Tempat ketiga jadi milik Valentino Rossi yang masih kukuh di puncak klasmen. Jorge Lorenzo mesti puas finish diurutan keempat.
Round 10: Indianapolis GP (Indianapolis Motor Speedway, AS, 7-9 Agustus 2015)
Usai jeda musim panas, balapan MotoGP berlangsung di Indianapolis, Amerika Serikat. Marquez dan Pedrosa kembali mengamankan posisi 1-2 di kualifikasi, namun hanya Marquez yang finish di posisi podium. Marquez memenangi balapan disusul Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi yang bersusah payah mengatasi perlawanan Dani Pedrosa di akhir balapan.
Round 11: Czech GP (Brno, Republik Ceko, 14-16 Agustus 2015)
Sempat muncul rumor bahwa GP Ceko batal karena masalah finansial, namun akhirnya balapan tetap dilangsungkan. Lorenzo merebut pole position di kualifikasi dan kembali ke jalur kemenangan usai memenangi balapan disusul Marquez dan Rossi. Lorenzo juga merebut pimpinan klasmen pembalap dari Rossi kendati keduanya mengoleksi poin yang sama, namun X-fuera memiliki jumlah kemenangan lebih banyak dibandingkan the Doctor.
Round 12: British GP (Silverstone, 28-30 Agustus 2015)
Marquez merebut pole position pada kualifikasi GP Inggris, namun yang terjadi saat balapan jauh berbeda: hujan turun memaksa start sempat ditunda beberapa menit. Valentino Rossi menunjukkan keahliannya di lintasan basah dan memimpin jalannya lomba. Marquez yang menguntit Rossi gagal melanjutkan lomba akibat terjatuh. Rossi memenangi balapan, namun yang menjadi perbincangan adalah Danilo Petrucci. Mengawali balapan dari urutan 18, pembalap tim Pramac Racing tersebut diluar dugaan finish kedua dan sukses mengasapi Pedrosa dan Lorenzo saat balapan. Tempat ketiga jadi milik Andrea Dovizioso.
Itulah bagian kedua review MotoGP musim 2015, bersambung ke bagian ketiga.
2015 Season Review: GP2 Series (part 2)
Sixth Gear - Menyambung bagian pertama dari review GP2 Series musim 2015, berikut ini review dari seri kelima hingga kedelapan dari GP2 musim 2015.
Round 5: Silverstone, Inggris (3-5 Juli 2015)
Sirotkin made a perfect win for the first time in GP2, hat-trick for Haryanto
Balapan GP2 memasuki seri kelima di Silverstone, Inggris. Sergey Sirotkin tampil brilian di sesi kualifikasi dengan meraih pole position, namun pada feature race pembalap asal Rusia tersebut kecolongan selepas start. Ia kalah cepat dengan Richie Stanaway sebelum Sirotkin mengasapi pembalap asal Selandia Baru tersebut beberapa lap kemudian. Sejak itulah Sirotkin mendominasi balapan hingga akhirnya memenangi feature race seri Inggris disusul Alexander Rossi dan Stoffel Vandoorne.
Mendapat keuntungan akibat dua pembalap didepannya mendapat penalti di feature race, Rio Haryanto mengawali sprint race dari posisi pole. Selepas start, pembalap tim Campos Racing tersebut tak terkejar oleh pembalap lainnya hingga akhirnya Rio meraih kemenangan ketiganya musim ini, Raffaele Marciello menyusul diurutan kedua dan Pierre Gasly menempati podium ketiga. Sprint race seri Inggris merupakan satu-satunya balapan dimana Vandoorne gagal meraup poin setelah finish kesembilan.
Round 6: Hungaroring, Hungaria (24-26 Juli 2015)
Another joy for Lynn, Matsushita's first and perfect win
Sebelum memasuki jeda musim panas, seri keenam GP2 berlangsung di Hungaroring, Hungaria. Alex Lynn mengawali balapan feature race dari posisi terdepan. Ketika Stoffel Vandoorne masuk pit beberapa lap usai start, ia kedapatan melakukan kesalahan yang berujung penalti 5 detik akibat unsafe release. Hal itu menjadi keuntungan bagi Lynn untuk meraih kemenangan keduanya disusul rekan setimnya, Pierre Gasly. Podium ketiga diraih Sergey Sirotkin yang secara kontroversial menyalip Rio Haryanto di tikungan 13 pada lap terakhir. Sirotkin mematahkan front wing pembalap tim Campos Racing tersebut hingga berujung kemarahan sejumlah pendukung Rio di sosial media.
Nobuharu Matsushita mengawali sprint race dari pole position dan ia sukses mengkonversinya dengan kemenangan. Pembalap asal Jepang tersebut tak terkejar selepas start hingga finish. Tempat kedua dan ketiga masing-masing diraih oleh Stoffel Vandoorne dan Sergey Sirotkin. Gagal meraih poin di seri Hungaria, Alexander Rossi turun ke peringkat ketiga klasmen pembalap.
Round 7: Spa-Franchorchamps, Belgia (21-23 Agustus 2015)
Vandoorne victorius at home, Rossi scored his first win in 2015
Usai jeda musim panas, balapan GP2 berlangsung di Spa-Franchorchamps. Stoffel Vandoorne meraih pole dan tampil menawan dihadapan pendukungnya sendiri dengan meraih kemenangan pada feature race disusul Arthur Pic dan Artem Markelov. Balapan sendiri sempat dihentikan beberapa menit akibat insiden yang menimpa Daniel de Jong (Belanda/MP Motorsport) diawal balapan.
Mengawali balapan dari urutan pertama pada sprint race, Jordan King (Inggris/Racing Engineering) memimpin balapan usai start namun kesalahannya di tikungan Les Combes membuat pimpinan lomba beralih ke rekan setimnya, Alexander Rossi. Pembalap asal Amerika Serikat tersebut memimpin balapan hingga finish disusul King dan Mitch Evans.
Round 8: Monza, Italia (4-6 September 2015)
Rossi take consecutive win, Evans made a maiden win for the first time in 2015
Beralih ke Monza, Pierre Gasly meraih pole position namun masalah pada mobilnya seusai pit-stop membuatnya gagal menyelesaikan lomba. Di akhir balapan, Alexander Rossi suskes memecundangi Stoffel Vandoorne dan meraih kemenangan kedua secara beruntun. Vandoorne harus puas finish kedua dan Mitch Evans finish ketiga.
Untuk kali kedua secara beruntun, Jordan King mengawali sprint race dari pole, namun selepas start ia dihantam Norman Nato dari belakang yang menyebabkan gagal finish. Arthur Pic memipin jalannya balapan namun di lap terakhir tikungan pertama Mitch Evans yang membuntutinya selama balapan merebut pimpinan lomba dari adik kandung Charles Pic tersebut dan meraih kemenangan pertamanya di musim 2015 disusul Pic dan Vandoorne.
Itulah bagian kedua dari review GP2 musim 2015, bersambung ke bagian ketiga sekaligus bagian terakhir.
Kredit foto: GP2 Media Services
2015 Season Review: MotoGP (part 1)
Sixth Gear - MotoGP musim 2015 akan dikenang sebagai salah satu musim yang terbaik, tersengit, sekaligus paling kontroversial dibandingkan musim sebelumnya. Sejumlah drama pun mewarnai sejumlah balapan musim ini, mulai insiden Rossi dengan Marquez di Argentina hingga puncaknya Sepang clash yang menjadi trending topic selama beberapa minggu.
Round 1: Qatar GP (Losail, Qatar, 27-29 Maret 2015)
Seri pertama MotoGP musim 2015 berlangsung malam hari di Losail, Qatar. Andrea Dovizioso secara mengejutkan meraih pole position pertamanya musim ini. Saat balapan, terjadi duel sengit di barisan depan antara Andrea Dovizioso, Andrea Iannone, Jorge Lorenzo, dan Valentino Rossi. Keempatnya bergantian memimpin lomba hingga akhirnya Rossi sukses mengasapi rekan setimnya, Lorenzo dan duo Ducati. Rossi keluar sebagai pemenang disusul Dovizioso dan Iannone. Lorenzo harus puas finish keempat setelah busa helmnya melorot ditengah-tengah balapan.
Round 2: GP of the Americas (Circuit of the Americas, AS, 10-12 April 2015)
Balapan MotoGP musim 2015 menyambangi benua Amerika dengan GP Amerika pada seri kedua. Marc Marquez yang tampil mengecewakan di seri pertama sukses membayar kegagalannya dengan meraih pole dan memenangi balapan. Tak hanya itu, the Baby Alien meraih kemenangan ketiga beruntun di sirkuit ini sejak 2013. Tempat kedua diraih Andrea Dovizioso setelah berduel dengan Valentino Rossi. The Doctor pun mesti puas finish ketiga.
Round 3: Argentina GP (Termas de Rio Hondo, Argentina, 17-19 April 2015)
Round 4: Spain GP (Circuito de Jerez, Spamyol, 1-3 Mei 2015)
Terpuruk di tiga seri pertama, Lorenzo bangkit saat balapan MotoGP memasuki benua Eropa. Meraih pole di sesi kualifikasi, Lorenzo pun mengkonversinya menjadi kemenangan dihadapan pendukungnya sendiri sekaligus sebagai kado ulang tahunnya mengingat sehari usai balapan Lorenzo berulang tahun yang ke-28. Marquez dan Rossi menyusul dibelakangnya dengan menempati posisi kedua dan ketiga.
Round 5: France GP (Le Mans, Prancis, 15-17 Mei 2015)
Marquez meraih pole position pada GP Prancis meskipun ia tengah cedera. Cedera tersebut pun menghambatnya tampil menawan selama balapan. Justru Lorenzo meneruskan tren positif dengan memenangi GP Prancis, disusul rekan setimnya, Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso. Untuk kali pertama musim ini, Movistar Yamaha meraih finish 1-2.
Round 6: Italian GP (Mugello, Italia, 29-31 Mei 2015)
Andrea Iannone meraih pole dihadapan pendukungnya sendiri, namun ia gagal menghambat laju Lorenzo selepas start hingga akhirnya X-fuera meraih kemenangan ketiganya musim ini disusul Andrea Iannone dan Valentino Rossi. Marquez gagal menyelesaikan lomba, begitu juga dengan Dovizioso yang gagal tampil mumpuni didepan pendukungnya.
Itulah season review MotoGP musim 2015 bagian pertama, sampai jumpa di bagian berikutnya.
2015 Season Review: GP2 Series (part 1)
Sixth Gear - GP2 musim 2015 menjadi saksi betapa dominannya Stoffel Vandoorne. Pembalap asal Belgia yang memperkuat tim ART tersebut keluar sebagai juara dengan sederet rekor fantastis yang berhasil ia ukir. Berikut kilas balik GP2 musim 2015.
Round 1: Sakhir, Bahrain (17-19 April 2015)
Vandoorne start to dominate, meanwhile Haryanto storms into his first victory in GP2.
Seri pembuka GP2 berlangsung di Sakhir, Bahrain dimana Stoffel Vandoorne menjadi yang tercepat di sesi kualifikasi disusul rekan setimnya, Nobuharu Matsushita dan juara GP3 musim 2014, Alex Lynn (Inggris/DAMS). Pada sesi feature race, Vandoorne mengawali balapan dengan baik hingga terjadi tabrakan di lap 4 antara Arthur Pic (Prancis/Campos Racing), Norman Nato (Prancis/Arden International), Pierre Gasly (Prancis/DAMS) dan Raffaele Marciello (Italia/Trident). Safety car masuk untuk membersihkan lintasan dan balapan berlanjut di lap 9. Vandoorne pun mendominasi hampir sepanjang balapan hingga akhirnya memenangi balapan, disusul Rio Haryanto (Indonesia/Campos Racing) yang secara dramatis merebut posisi kedua dari Alexander Rossi (AS/Racing Engineering) pada lap dan tikungan terakhir. Nama yang disebut terakhir finish ketiga.
Round 2: Circuit de Catalunya, Spanyol (8-10 Mei 2015)
Vandoorne wins again, Lynn's first win in GP2.
Vandoorne kembali tampil dominan di seri kedua GP2 musim 2015. Setelah meraih pole di kualifiaksi, Vandoorne meneruskan tren positif dengan meraih kemenangan di sesi feature race disusul Mitch Evans (Selandia Baru/Russian Time) dan Alexander Rossi (AS/Racing Enginnering) yang sekali lagi dipaksa menyerahkan posisi keduanya di saat-saat akhir balapan.
Norman Nato memulai balapan dari pole pada sprint race namun pembalap asal Prancis tersebut harus merelakan pimpinan lomba ke Alex Lynn di awal balapan. Lynn, yang juga development driver Williams, meraih kemenangan pertamanya di GP2 disusul Stoffel Vandoorne dan Pierre Gasly.
Round 3: Montecarlo, Monako (21-23 Mei 2015)
Vandoorne beating Rossi, Stanaway claims first win.
Seri ketiga GP2 berlangsung di sirkuit jalan raya legendaris Montecarlo, Monako. Alexander Rossi sukses meraih pole position pertamanya musim ini. Namun pada sesi feature race, ia dikalahkan Stoffel Vandoorne saat pit-stop dan Vandoorne keluar sebagai pemenang disusul Rossi dan Sergio Canamasas (Spanyol/MP Motorsport).
Marciello yang mengawali sprint race dari urutan terdepan, gagal memimpin lomba karena ia kalah cepat dari Richie Stanaway (Selandia Baru/Status GP). Stanaway pun tak terkejar hingga finish disusul Marciello dan Sergey Sirotkin (Rusia/Rapax).
Round 4: Red Bull Ring, Austria (19-21 Juni 2015)
Vandoorne's 4th win in this season, Haryanto made an amazing victory.
Usai jeda hampir sebulan, balapan GP2 kembali bergulir di Red Bull Ring, Austria. Vandoorne meraih pole position pada kualifikasi dan meraih kemenangan keempat beruntun di feature race, disusul Sergey Sirotkin dan Alex Lynn yang merebut posisi ketiga dari Matsushita di akhir balapan.
Nick Yelloly (Inggris/Hilmer Motorsport) mengawali sprint race dari pole position namun sebelum tikungan pertama pada lap pertama, ia mesti merelakan pimpinan lomba ke Rio Haryanto yang selanjutnya mendominasi sepanjang balapan meski sempat mendapat tekanan dari Artem Markelov (Rusia/Russian Time) hingga lap 14 lalu Stoffel Vandoorne disisa balapan. Di akhir balapan, Rio memenangi balapan disusul Vandoorne dan Matsushita.
Itulah bagian pertama dari season review GP2 Series musim 2015, tunggu bagian selanjutnya.
Kredit foto: GP2 Media Services
Kamis, 10 Desember 2015
Mengapa Pembalap Debutan di F1 Rata-Rata Menjadi Pay Driver?
Sixth Gear - Tidak dipungkiri lagi kalau untuk mengikuti Formula 1 dibutuhkan biaya yang banyak. Dalam semusim saja, diperlukan sekitar 3,3 triliun rupiah dengan rincian sebagai berikut:
- Research and Development: 860 milyar rupiah
- Salaries (gaji): 880 milyar rupiah
- Produksi (mobil dan peralatan pendukung): 816 milyar rupiah
- Operasional: 753 milyar rupiah
Banyak alasan mengapa seorang debutan F1 memilih menjadi pay driver. Mulai dari kondisi tim yang ditujunya tengah membutuhkan dana, pembalap membawa sponsor yang banyak, masih ada pembalap yang secara prestasi jauh lebih bagus daripada pembalap berkantong tebal. Ada juga alasan lain yang lebih terperinci:
Sejumlah pembalap yang pernah menjadi pay driver, mulai dari pembalap legendaris macam Niki Lauda dan Michael Schumacher. Lauda bahkan meminjam uang dari asuransinya untuk mengamankan satu tempat di Formula 2 dan F1. Sedangkan generasi sekarang yang menjadi pay driver antara lain: Vitaly Petrov, Pastor Maldonado (didukung oleh PDVSA, Pertamina-nya Venezuela), Sergio Perez, dan Bruno Senna. Baik Maldonado dan Perez masih eksis di F1 hingga saat ini.
Team minim sponsor, stock driver banyak, dan semua berpotensi ke F1 dengan skill dan prestasinya, dan yang jelas team bukan team yang sudah mapan, bisa saja team baru atau team papan bawah, driver sudah kantongi sponsor, dan driver mau membayar karena jarang ada kesempatan datang wlpn skill dia mumpuni, team papan bawah jelas butuh skill, skill pas-pasan belum juga bisa masuk walaupun dia kantongi banyak sponsor, sponsor memberikan dana ke team dan team berikan mobil terbaik buat driver dan driver berikan keduanya performa yang apik, kalau ternyata penampilan dan performanya bagus dan membawa meraih poin setiap race, bukan tidak mungkin dia justru akan mendapat kontrak oleh team tersebut atau menjadi rebutan team papan tengah atau atas.
Sumber: Wawancara
Minggu, 29 November 2015
Bad Luck Gelael
Sixth Gear – Sejak mengikuti GP2 mulai seri Hungaria, Sean
Gelael tercatat selalu melintasi garis finis. Namun rekor 100% finisnya menjadi
sia-sia karena Sean gagal menyentuh garis finis pada feature race seri Abu Dhabi (28/11) semalam saat ia usai melakukan mandatory pit-stop.
Saat mendekati underpass
(jalur dibawah lintasan) pada pit exit
sirkuit Yas Marina, putra Ricardo Gelael tersebut tiba-tiba mengalami lock-up
(rem depan terkunci) sehingga Sean kesulitan mengendalikan mobilnya hingga
akhirnya pembalap tim Carlin tersebut “mencium” pagar dan mengakibatkan
kerusakan pada sayap depan mobilnya akibat kerasnya benturan dengan pagar.
Tak hanya gagal merampungkan balapan, Sean juga mendapat dicibir
oleh akun twitter @f1fanatic_co_uk, dimana
dalam kicauannya berbunyi, “How not to leave the pits at Yas Marina by Sean
Gelael” (bagaimana cara tidak meninggalkan pit di Yas Marina oleh Sean Gelael)
dan disertai foto kronologi kecelakaan memalukan tersebut. Lucunya, admin akun
tersebut salah menulis nama rekan setim Dean Stoneman tersebut. Harusnya “Sean
Gelael” malah sang admin menulis “Sean Galeal”.
Jadi, peribahasa yang cocok menggambarkan kondisi Sean
kemarin adalah, “Sudah jatuh tertimpa tangga.”
Sabtu, 28 November 2015
Hamilton: Pacuan Jarak Jauh Tidak Baik
Sixth Gear - Lewis Hamilton menyebut bahwa timnya dalam kondisi yang baik pada sesi latihan Jumat kemarin (27/11) kendati pacuan jarak jauh tidak membawa dampak positif. Tercepat di FP1 dengan unggul 0,141 detik dari Nico Rosberg, namun di FP2 Hamilton kalah dari rekan setimnya, terpaut 0,138 detik dan menempati urutan kedua.
"Biasanya hal ini sama saja setiap akhir pekan, namun kali ini pacuan jarak jauh tidak berdampak baik. Jadi itu hal yang harus kami kerjakan. Saya membuat sejumlah perubahan antara FP1 dan FP2 dan membuatnya sedikit lebih baik, tetapi kami butuh banyak hal untuk FP3." ujar Hamilton saat ditanyai fokusnya sekarang.
"Saya bermasalah pada balance sejak GP Singapura, saat mereka melakukan sejumlah perubahan pada mobil. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat keseimbangan yang bagus dan lebih baik dari sebelumnya." tambahnya dilansir dari crash.net. Hamilton percaya diri menghadapi sesi kualifikasi nanti, dia yakin meraih pole. "Saya merasa baik. Saya mengubah beberapa setingan pada mobil dan sejauh ini cukup bagus (dalam pacuan jarak pendek). Mungkin saya perlu sejumlah hal untuk malam ini (28/11). Disini sangat susah untuk overtaking dan seperti biasanya di kebanyakan sirkuit, meraih pole adalah hal yang bagus, namun bukan berarti mustahil untuk menang meski start dari urutan dua." tutupnya.
Renault Menunda Rencana ke Depan dalam F1
Sixth Gear - Cyril Abiteboul menyampaikan bahwa pengumuman terkait keterlibatan pabrikan tersebut di dunia olahraga belum diumumkan hingga pekan depan. Firma asal Prancis tersebut mempertimbangkan wacana menaikkan peran mereka sebagai penyuplai mesin untuk tim pabrikan melalui pembelian tim Lotus, namun diskusi yang berlangsung justru menguap selama beberapa bulan tanpa indikasi bahwa mereka akan berkomitmen sepenuhnya.
Di samping itu, ada petunjuk bahwa Renault mengkonfirmasi rencana mereka terkait masa depan mereka di seri Abu Dhabi, namun Abiteboul menyebut kalau tidak ada yang akan diumumkan hingga minggu depan. "Saya tidak dalam kondisi untuk menjawab hal itu saat ini, namun saya bisa bilang. Tidak ada pengumuman terkait masa depan Renault, entah itu jangka pendek atau jangka menengah minggu ini, namun ada pengumuman minggu depan." ujarnya dilansir crash.net.
Meski Renault masih malu dalam hal ini, petunjuk lainnya adalah soal penandatanganan letter of intent (LoI) untuk membeli Lotus pada September kemarin. Selain itu, Federico Gastaldi menyebut sejumlah teknisi Renault sudah bekerja di Enstone (markas tim Lotus), namun hal itu tidak melanggar keputusan Renault sendiri. "Kami dalam posisi yang sama dimana itu merupakan hal yang baik. Kami telah berbicara sejak GP Singapura. Kami sudah kedatangan orang-orang Renault di markas kami dan itu tidak mengubah apapun. Kami tak bisa memaksa Renault membuat kebijakan karena itu sudah seruan mereka." ungkap Gastaldi.
Kamis, 26 November 2015
Preview GP Abu Dhabi
Layout sirkuit yang memiliki 21 tikungan ini bila dilihat sepintas mirip pistol. Selama satu putaran, pembalap melewati daerah pangkalan kapal pesiar dan hotel Yas Viceroy Abu Dhabi. Pit exit sirkuit ini berbeda dengan biasanya karena melewati terowongan dibawah lintasan. Sektor pertama di sirkuit ini menawarkan dua area cepat lalu memasuki sektor kedua yang terdiri dari dua trek lurus panjang yang masuk zona DRS dan berakhir dengan tikungan lambat, dimana kesempatan overtaking terbuka. Sektor ketiga lebih banyak didominasi tikungan lambat yang diantaranya termasuk tikungan 90 derajat. Kecuali GP3 yang seluruh sesinya berlangsung di siang hari, pembalap dihadapkan dengan perubahan suhu udara yang berbeda mengingat sesi latihan, kualifikasi dan balapan berlangsung pada petang hari dimana suhu udara turun 15 derajat celsius.
Di F1, kemungkinan tidak ada hal yang menarik saat balapan nanti, mengingat gelar juara dunia kategori pembalap maupun konstruktor sudah diketahui. Sedangkan di GP2 masih dinanti siapa yang akan meraih runner-up musim ini, dimana ada tiga pembalap yang berebut untuk posisi kedua klasmen pembalap: Alexander Rossi, Sergey Sirotkin, dan Rio Haryanto. Seri Abu Dhabi juga menjadi penentuan siapa yang akan menjuarai GP3 musim ini, apakah Luca Ghiotto atau juara F3 Eropa musim lalu, Esteban Ocon yang keluar sebagai pemenang.
-Circuit and Details-
Panjang: 5,554 km
Tikungan: 21 (9 kanan/11 kiri)
Dibangun: Mei 2007
Diresmikan: Oktober 2009
Kapasitas: 50.000 penonton
Zona deteksi DRS: 40 meter sebelum T7 dan 50 meter setelah T9
Zona aktivasi DRS: 390 meter usai T7 dan apex T10
Pilihan ban:
F1: Prime - Pirelli P Zero Soft (Kuning)/Option - Pirelli P Zero Supersoft (Merah)
GP2: Prime - Pirelli P Zero Medium (Putih)/Option - Pirelli P Zero Supersoft (Merah)
GP3: Pirelli P Zero Soft
-Timetable-
Jumat, 27 November 2015
GP3 FP 13:00-13:45
GP2 FP 14:15-15:00
F1 FP1 16:00-17:30
GP3 QP 18:10-18:40
F1 FP2 20:00-21:30
GP2 QP 22:10-22:40
Sabtu, 28 November 2015
GP3 Race 1 15:25
F1 FP3 17:00-18:00
F1 QP 20:00-21:00
GP2 Race 1 21:40
Minggu, 29 November 2015
GP3 Race 2 16:00
GP2 Race 2 17:20
F1 Race 20:00
Kamis, 19 November 2015
GP2 Preview: Rd. 10, Bahrain
Sixth Gear - GP2 kembali bergulir akhir pekan ini di sirkuit Sakhir, Bahrain. Ajang setingkat dibawah F1 ini kembali ke Bahrain setelah sebelumnya GP2 melakoni seri pembuka ditempat yang sama pda April kemarin. Bahrain kembali disambangi GP2 menggantikan seri Jerman yang batal tahun ini.
Pertama kali dibuka pada 2004, sirkuit ini menghadirkan layout berupa kombinasi cepat dan lambat, sejumlah tikungan seperti tikungan 1, 4, 8, 10, 11, dan 13 merupakan tikungan low-speed dan sisanya merupakan tikungan berkarakter high-speed. Beberapa titik overtaking yang memungkinkan bagi pembalap, seperti tikungan 1, tikungan hairpin ke kanan usai trek lurus start/finish, dimana pembalap bisa memanfaatkan DRS sebelum memsuki tikungan. Begitu juga dengan tikungan lainnya seperti 4, 8, 10. Pada zona aktivasi DRS kedua (antara T10 dan T11) juga termasuk overtaking spot yang ideal, dan menjelang tikungan terakhir.
Adapun GP2 seri Bahrain kali ini menjadi supporting event FIA World Endurance Championship, dan seri dibawahnya, GP3 juga bergulir di Bahrain International Circuit akhir pekan ini.
-Circuit's Layout-
-Timetable-
Kamis, 19 November 2015
GP3 FP 13:35-14:20
GP2 FP 15:30-16:15
GP3 QP 16:40-17:10
GP2 QP 18:20-18:50
WEC FP1 19:15-20:45
WEC FP2 23:30-01:00
Jumat, 20 November 2015
WEC FP3 15:00-16:00
GP3 Race 1 17:20
GP2 Race 1 19:30
WEC QP (LMGTE) 21:00-21:20
WEC QP (LMP) 21:30-21:50
Sabtu, 21 November 2015
GP3 Race 2 13:00
GP2 Race 2 14:45
WEC Race 19:00
Waktu diatas telah dikonversi ke waktu Indonesia barat.
Sabtu, 14 November 2015
Vettel: Jika Anda Melihat Grip Disekitar, Berikan Nomor Saya
Sixth Gear - Sebastian Vettel berharap Ferrari dapat melakukan perbaikan lewat tengah malam usai mengakhiri hari pertama GP Brazil hampir satu detik dibelakang Mercedes. Meskipun ia beberapa kali keluar lintasan karena banyak pembalap bermasalah dengan grip pada sirkuit Interlagos, Vettel tercepat ketiga dibelakang Nico Rosberg dan Lewis Hamilton di kedua sesi latihan bebas.
Bagaimanapun, terpaut hampir satu detik dari Rosberg membuatnya kecewa meskipun dia optimis bisa mendekatinya di sesi kualifikasi nanti. "Saya akan memberikan nomor saya nanti jika ada orang menyebut grip, anda tinggal hubungi nomor saya sekarang." ujarnya dilansir crash.net. "Satu detik terlalu banyak, namun kami tidak dapat waktu yang bagus dalam perjalanan kami. Itu menyulitkan bagi semuanya, beberapa tetesan air hujan, secara keseluruhan saya pikir ini hari yang berat. Kami masih bisa memperbaiki diri dan saya akan melakukan analisis dan semoga besok (14/11) kami bisa selangkah ke depan." tambahnya.
Dengan suhu udara dan kelembapan meningkat, hal itu memungkinkan Ferarri tidak dapat melakukan hal yang sama saat GP Malaysia. "Saya pikir hari ini (13/11) akan hujan namun tidak terjadi. Mereka mengatakan hal yang sama untuk besok dan Minggu (15/11). Disini anda tidak tahu dengan kondisi cuaca, anda perlu melihat apa yang terjadi." tutupnya.
Ferrari dan Red Bull Membahas Rencana Terkait "Alfa Romeo"
Sixth Gear - Setelah gagal menjalin kesepakatan dengan Mercedes terkait pemasok mesin untuk musim depan, Red Bull membuka diri dengan berdiskusi dengan Ferrari terkait kerja sama musim depan. Kendati Ferrari bersikukuh tidak akan memberikan mesin yang digunakan Scuderia Ferrari saat ini, namun rencana alternatif telah disodorkan terkait keduanya bisa bekerja sama dalam program pengembangan tersendiri.
Salah satu sumber menyebut bahwa Ferrari maupun Red Bull membuat kerja sama teknis untuk mesin yang digunakan pada 2016. Titik awal dari kerja sama tersebut adalah menggunakan power unit Ferrari saat ini, tetapi dalam kerja sama tersebut memungkinkan penggunaan 32 token untuk pengembangan selama musim dingin. Untuk menghindari isu manufaktur mesin F1 memakai mesin yang berbeda dengan mesin yang telah dihomologasi, wacana pelabelan ulang sebagai Alfa Romeo muncul. Bagaimanapun, diskusi ini berhenti karena berbagai faktor.
Terkait isu Red Bull mendanai program pengembangan yang mahal, timbul pertanyaan terkait hak kekayaan intelektual dan kekhawatiran bahwa power unit baru mungkin dilarang diluar spesifikasi yang ditetapkan Ferrari. Belum lagi dengan peraturan homologasi FIA yang berbunyi, "Pabrikan dilarang menghomologasi lebih dari satu spek power unit". Gagal dengan Ferrari, Red Bull mencoba menjalin kerja sama dengan Honda. Sayang, upaya itu gagal terkait kontrak ekslusif Honda dengan McLaren. Red Bull kabarnya akan memperbarui kerja sama dengan Renault.
Chairman Ferrari Sergio Marchione mengatakan bahwa dia masih terbuka soal opsi kerja sama dengan Red Bull dengan catatan mereka memisahkan jalur pengembangan. Mengenai rumor dengan Alfa Romeo, Marchione sendiri berkeinginan membesarkan nama Alfa Romeo, bahkan pabrikan asal Italia tersebut dirumorkan akan kembali ke dunia balapan untuk kategori junior. Sejak meninggalkan dunia balap mobil touring pada 2000-an, Alfa Romeo tidak terlibat dalam kejuaraan otomotif kelas wahid.
Dikutip dari motorsport.com (http://www.motorsport.com/f1/news/ferrari-and-red-bull-discussed-alfa-romeo-plan/)
Kamis, 12 November 2015
Preview F1 GP Brazil
Sixth Gear - Rangaian balapan F1 di benua Amerika musim ini berakhir di GP Brazil yang berlangsung di Autódromo José Carlos Pace, atau yang lebih dikenal dengan nama Interlagos yang terletak di Sao Paulo, Brazil.
Sirkuit ini dibangun pertama kali pada tahun 1938 di tanah yang semula dibeli pengembang properti pada tahun 1926, namun krisis ekonomi pada 1929 membuat rencana untuk membangun hunian diubah menjadi sirkuit balapan. Pada tahun 1940, sirkuit ini dibuka untuk pertama kalinya dan desain sirkuit ini terinspirasi dari Roosevelt Field Raceway yang berada di New York (konfigurasi 1937). Penamaan sirkuit saat itu, Interagos yang berarti "diantara dua danau" mengacu pada lokasi sirkuit yang berada diantara dua danau buatan, Guarapiranga dan Billings. Baru pada tahun 1985 nama sirkuit ini diganti menjadi Autódromo José Carlos Pace untuk menghormati pembalap F1 asal Brazil, José Carlos Pace yang meninggal akibat kecelakaan pesawat pada 1977. Adapun balapan F1 pertama di sirkuit ini berlangsung pada 1972, saat itu merupakan non-championship race dan Carlos Reutemann, pembalap asal Argentina, memenangi balapan tersebut. Baru setahun berikutnya sudah masuk dalam World Championhip Brazilian GP dan Emerson Fittipaldi menang pada 1973 dan 1974, sedangkan José Carlos Pace keluar sebagai pemenang pada 1975. Artinya dalam 1973-1975 gelaran GP Brazil didominasi pembalap tuan rumah.
Karena masalah keamanan, tahun 1980 menjadi gelaran terakhir F1 di Interlagos sebelum akhirnya dipindahkan ke Jacarapegua di Rio de Janeiro hingga akhirnya GP Brazil kembali ke sirkuit ini pada 1990 setelah dilakukan sejumlah renovasi (perubahan panjang lintasan dan penambahan jalur keluar pit-stop). Sirkuit ini kerap menjadi saksi sejumlah balapan dramatis pad GP Brazil, mulai dari tahun 2008 saat Lewis Hamilton merebut gelar juara dunia pertamanya di F1, 2009 saat Jenson Button menjadi juara di musim itu untuk tim Brawn, dan 2010 saat tim Red Bull meraih gelar konstruktor pertamanya.
Sirkuit ini berjalan melawan arah jarum jam dan memiliki area top speed yang panjang dan memiliki kontur naik-turun yang relatif menantang bagi pembalap.
-Circuit and Details-
Dibangun: 1938
Dibuka: 1940
Renovasi terakhir: 2007
Panjang: 4,309 km (2,677 mil)
Jumlah tikungan: 15
Lap record: 1:11,473 (Juan Pablo Montoya, Williams, 2004)
-Timetable-
Jumat, 13 November 2015
FP1 19:00-20:30
FP2 23:00-00:30
FP1 19:00-20:30
FP2 23:00-00:30
Sabtu, 14 November 2015
FP3 20:00-21:00
QP 23:00-00:00
FP3 20:00-21:00
QP 23:00-00:00
Minggu, 15 November 2015
Race 23:00
Race 23:00
Waktu diatas telah dikonversi ke waktu Indonesia bagian barat.
Dikutip dari wikpedia dan formul1.com
Sabtu, 07 November 2015
Lorenzo: Jumat yang Bagus
Sixth Gear - Lorenzo memulai upaya meraih gelar ketiganya di kelas MotoGP dengan menjadi tercepat di sesi FP2. Meskipun ia tak terkena dampak Sepang clash yang masih jadi bahan bicaraan akhir pekan ini, dia menunjukkan konsistensinya dengan unggul 0,266 detik dari Pedrosa sore hari kemarin (6/11). Memakai ban medium baru untuk meraih waktu tercepat pada FP2 serta menunjukkan pacuannya dibandingkan Marquez sebelumnya.
"Saya baik-baik saja sebelum kesini dan sekarang lebih baik. Ini menjadi Jumat yang bagus sejak pagi hingga sore dan kami kompetitif dengan motor kami. Kami memulai dengan setingan yang bagus dan memodifikasi motor dan kami menganggap kami menganggap setingan kami baik." ujar Lorenzo."Saya juga mencoba ban belakang yang keras dan itu buruk dibandingkan lainnya. Jadi ini kerja yang baik hari ini (6/11) dan memikirkan soal balapan. Kami meraih 1:33,1 dan paham kalau motor ini belum sempurna dan ini awalan yang bagus." tambahnya melalui crash.net. Andai Lorenzo memenangi gelar juara musim ini, Lorenzo akan menjadi pembalap ketiga yang mampu memutarbalikkan defisit poin pada race terakhir.
Lorenzo sendiri tidak masalah jika ia diceomooh penonton selama balapan. Dia akan mengerahkan sengenap tenaga dan usaha selama balapan dan meraih hasil sebaik mungkin. X-fuera sempat mengucapkan ucapan terima kasih kepada Bridgestone mengingat GP Valencia besok menjadi balapan terakhir pabrik ban asal Jepang tersebut menyuplai ban untuk kelas MotoGP. "Bridgestone melakukan kerja yang luar biasa dalam menyuplai ban yang bagus bagi kami. Meskipun tahun lalu mereka membuat ban belakang lebih keras untuk melindungi karet ban, dan menggunakan lapisan tahan panas membuat hidup kami susah. Saat mereka meletakkan bagian yang lunak di pinggir itu memudahkan kami. Ban depan pada 2008 dan 2009 membuat kami kepayahan dalam memanaskan ban dan banyak kecelakaan saat itu. Namun Bridgestone memperbaiki ban belakang dan melakukan kerja bagus. Saya senang dengan kerja mereka selama ini. Mari melihat apa yang terjadi berikutnya."
Marquez Mungkin Pakai Gaya Balap Ala Philip Island?
Sixth Gear - Masalah ban depan memungkinkan Marquez terpaksa mengelola pacuannya pada balapan seri Valencia nanti dengan pacuan serupa dengan balapan kontroversial di Philip Island bulan lalu. The Baby Alien mengalami masalah ban depan yang overheat dan kemungkinan dia tidak bisa tampil maksimal saat race kecuali solusi berbentuk set-up yang memadai untuk mengatasi masalah tersebut. "Sore ini (6/11) kami hanya jalan selama 3-4 lap dan setelah 4-5 lap, baik ban depan dan belakang overheat. Sebab saya pikir tidak ada yang menduga cuaca Valencia dan nampaknya ban depan ada di sisi yang lunak. Namun kami bekerja untuk mengurangi stress pada ban depan.". ungkap Marquez soal overheating.
Di Philip Island, Marquez mengatasi masalah dengan cara backing-off dan membolehkan ban untuk pulih sebelum mendorong lebih. Saat itu dia menang usai melibas Lorenzo menjelang finish. Namun gara-gara pacuannya yang fluktuatif membuat Rossi menuduh Marquez "main mata" dengan Lorenzo - dimana Marquez membantahnya - dan mengatur adegan mereka saat balapan di Sepang. Mengenai masalah ban depan yang sama dengan Philip Island dan menimbulkan konspirasi saat balapan di Australia, Marquez menjelaskan,"Tahukah anda disini saya sepertinya butuh mengelola ban lagi. Di Philip Island, ban extra-soft sama dengan disini dan ban lunaknya sama dengan yang dipakai di Le Mans, dimana saya bermasalah dengan ban depan. Nampaknya saat memakai ban depan kami lebih bermasalah dibanding Yamaha. Kami mesti mengelola sebaik mungkin sebab kalau memaksa lebih ban akan overheat. Saat ini kami begini namun besok (7/11) saya berharap bisa lebih baik pada geometri, set-up, dan keseimbangan agar bisa tampil maksimal."
Marquez tercepat di sesi pagi dan tercepat kelima pada sore hari. "Ini hari yang positif bagi kami." ujarnya dilansir crash.net.
Rossi: Sangat Puas dan Bahagia
Sixth Gear - Pemimpin klasmen sementara MotoGP, Valentino Rossi menyelesaikan hari pertama GP Valencia di urutan kelima, terpaut 0,346 detik dari rekan setim sekaligus musuhnya dalam perebutan gelar juara, Jorge Lorenzo. Lorenzo sendiri mendominasi sesi Jumat sebanyak 8 kali dari 9 seri usai jeda musim panas. The Doctor, yang unggul 7 poin dari Lorenzo namun untuk balapan nanti start dari belakang menyusul insiden Sepang clash 2 minggu yang lalu, hanya sekali masuk 5 besar pada sesi Jumat usai jeda musim panas.
"Saya sangat puas dan senang hari ini (6/11) karena kami melakukan start yang bagus sejak sesi pagi dan khususnya kami melakukan kerja yang bagus selama latihan bebas dan catatan waktu saya membaik terus0-menerus. Penggunaan ban yang sudah terpakai sangat penting mengingat lamanya balapan dan banyak tyre slide. Kami melanjutkannya di sore hari, saya lebih kompetitif daripada pagi hari dan mampu memperbaiki catatan waktu saya. Kami memilih menggunakan ban hard dan saya kuat, merasa nyaman dengan tunggangan dan membuat catatan waktu yang baik. Jadi (ban hard rear) akan jadi pilihan untuk balapan besok, mengingat start dari belakang dan saya harus cepat selama 30 lap dan memperbaiki posisi" ujarnya dilansir crash.net.
"Akhirnya kami membandingkan dengan ban belakang yang lebih lunak (medium) dimana lebih cepat dan mudah khususnya pada lap pertama. Bedanya tidak terlalu jauh, namun anda lebih cepat. Jadi kami butuh memilih nantinya. Namun saya sangat senang karena saya mengendarai M1 dengan baik dan hari pertama ini performanya bagus sekali, dengan beberapa laptime yang baik. Kami mencoba melakukan ini besok (7/11)." tambahnya. Disaat sejumlah rider Honda bermasalah dengan ban depan, Rossi menyebut, "Kami merasa baik dengan kedua ban".
Rossi menambahkan bahwa dia berharap ambil bagian di sesi kualifikasi seperti biasanya meskipun laptime-nya nanti sia-sia. "Kami akan berbicara dengan tim namun saat ini saya pikir kualifikasi biasa sebab sangat susah menggunakan Q2 untuk simulasi balapan mengingat banyak traffic." ungkap Rossi. Kunci untuk memenangi titel kesepuluhnya kemungkinan pada kecepatan dan bagaimana dia melesat secepat mungkin di lintasan. "Semua tergantung pacuan saya. Jika saya baik-baik saja dan setingan kami baik, setidaknya masalah teratasi. Namun Valencia adalah tempat yang sangat susah untuk memperbaiki posisi karena sangat lebar dan kami tidak cukup cepat di trek lurus. Jadi kami perlu memahami titik overtaking dan memerlukan setingan yang cocok untuk mengerem di sejumlah tikungan." tutupnya.
Jumat, 06 November 2015
Putrajaya ePrix Preview
This circuit have medium character: 2 long straights at the start and twisty corners in the second half, especially on turn 10 which that is hairpin. And the track little bit tricky because of elevation level which changed in some section on the circuit. Putrajaya was right-handed because there are more right corners than left corners.
Meanwhile, Buemi come to Putrajaya as championship leader after made hattrick in Beijing - pole, win and fastest lap.
-Circuit and Details-
Length: 2560 m
Corners: 12 (8 right, 4 left)
Number of laps: 33 laps
2014 race winners: Sam Bird (Great Britain/Virgin)
2014 pole sitter: Oriol Servia (Spain/Dragon Racing)
-Timetable-
07:45-09:00 FP
10:00-10:06 Qualifying Group 1
10:10-10:16 Qualifying Group 2
10:20-10:26 Qualifying Group 3
10:30-10:36 Qualifying Group 4
10:45-11:00 Super Pole
14:00 Race
All times are local.
Langganan:
Postingan (Atom)