Jumat, 30 Oktober 2015

Preview F1 GP Meksiko




Sixth Gear - Returned after 23 years. Meksiko kembali mengadakan gelaran F1 akhir pekan ini di sirkuit Autodromo Hermanos Rodriguez, sirkuit yang terakhir kali disinggahi adu kebut jet darat terbaik di muka bumi pada tahun 1992 silam. Untuk menyambut gelaran F1, berbagai perubahan dilakukan untuk memenuhi standar keselamatan, salah satunya adalah modifikasi tikungan Peraltada, tikungan akhir berbentuk kurva dan termasuk high-speed corner, dimana untuk layout terbaru yang digunakan akhir pekan nanti, para pembalap hanya melewati separuh bagian dari Peraltada.

Layout terbaru sirkuit menghadirkan tantangan bagi pembalap karena belum pernah menjajal sirkuit ini secara langsung, begitu juga teknisi mengingat minimnya informasi soal performa mobil di lintasan baru serta lokasi sirkuit yang berada di ketinggian 2.250 meter diatas permukaan laut. Sirkuit ini memiliki karakter high-speed di sektor pertama, lalu di separuh perjalanan melintasi sirkuit ini, pembalap menjumpai deretan tikungan cepat dan mengalir. Lalu para pembalap melintasi areal bekas stadion bisbol yang kini dimodifikasi menjadi grandstand yang sangat teknikal, dimana pembalap melewati chicane yang lambat dan menuntut konsentrasi tinggi.

Kendati sudah mengamankan gelar juara dunia pekan lalu di Austin, Lewis Hamilton berambisi menjadi pembalap pertama yang memenangi GP Meksiko usai kembali ke kalender F1 setelah 23 tahun. Fokus lainnya juga tertuju pada duel Nico Rosberg vs Sebastian Vettel untuk posisi kedua klasmen pembalap.

-Circuit and Details-

Dibangun: 1962
Panjang: 4,304 km
Race distance: 71 lap (305,354 km)
Fastest lap: N/A
DRS detection: exit tikungan 15
DRS activation: 425 m usai T17 dan 120 m usai T3

-Timetable-

Jumat, 30 Oktober 2015
FP1 23:00-00:30

Sabtu, 31 Oktober 2015
FP2 03:00-04:30
FP3 23:00-00:00

Minggu, 1 November 2015
QP 02:00-03:00

Senin, 2 November 2015
Race 02:00

(Semua waktu diatas dalam waktu Indonesia barat)

dikutip dari fia.com, wikipedia dan formula1.com

Minggu, 25 Oktober 2015

Apa Ini Cuma Sandiwara?


Sixth Gear - Balapan MotoGP GP Malaysia yang berlangsung di sirkuit Sepang, Malaysia menyisakan satu cerita terkait insiden antara Valentino Rossi dan Marc Marquez, dimana yang disebut terakhir gagal finish usai terjatuh di lap 7.

Kejadiannya berawal ketika Marquez sengaja membiarkan Jorge Lorenzo mendahuluinya di awal balapan. Kemudian, saat Rossi mendekatinya, the Baby Alien justru sengaja menghambat laju The Doctor agar memberikan keleluasaan kepada Lorenzo untuk membangun gap antara Lorenzo dengannya. Rossi pun meladeni ulah Marquez dengan mengajaknya berduel berebut posisi ketiga. Namun, Rossi dibuat kelabakan oleh gaya balap Marquez yang mencoba menghambat lajunya. Hingga Rossi sempat memperingatkan pebalap Repsol Honda tersebut sebanyak dua kali, pertama dengan isyarat tangan dan kedua dengan mengurangi laju motornya pada entry tikungan 14. Namun Marquez tetap saja ngotot hingga akhirnya Marquez terjatuh di lap 7.

Tuduhan yang sempat dialamatkan kepada Marquez oleh Rossi saat konferensi pers Kamis (22/10) kemarin mungkin benar adanya. Marquez diduga menolong Lorenzo pada seri Philip Island (18/10) agar X-fuera memenangi gelar juara musim ini. Namun, Marquez sendiri sempat berkata kepada motorsport.com bahwa dia tidak akan terlibat dalam duel Rossi vs Lorenzo. (baca: Marquez: Rossi Sebaiknya Fokus ke Lorenzo)

"Dia (Rossi) harus mengalahkannya (Lorenzo) di lintasan dan aku pikir tahun ini dia sangat cepat untuk melakukannya.
Aku tak ingin terlibat dalam pertarungan ini" Marc Marquez, dilansir dari motorsport.com

Apakah Marquez sengaja bersandiwara dalam kejadian ini, berkata kalau ia tak akan ikut dalam duel Rossi vs Lorenzo namun kenyataannya dia malah membiarkan Lorenzo menyalipnya dan menghadang Rossi ditengah-tengah balapan GP Malaysia yang berlangsung siang tadi? Hanya Marquez sendiri yang tahu.

Sabtu, 24 Oktober 2015

(Special Report) What Haryanto Said at Kampus Kompas TV Solo

Rio Haryanto saat berinteraksi dengan peserta Kampus Kompas TV saat talkshow "ROSI"

Sixth Gear - Kegiatan Kampus Kompas TV yang berlangsung di Auditorium UNS, Kentingan, Jebres, Solo selama 2 hari (22-23/10) sukses menyedot atensi dari berbagai kalangan, khsusnya mahasiswa yang menimba ilmu di Solo. Salah satu acara yang paling menarik perhatian adalah talkshow "ROSI" bersama Rosianna Silalahi. Talkshow yang berlangsung pada hari kedua (23/10) kemarin menghadirkan 5 narasumber, yaitu: Komjen Budi Waseso (Ketua BNN), Gita Gutawa (Penyanyi), Rio Haryanto (Pembalap GP2 Series), Endah Laras (Penyanyi keroncong), dan Woro (Penyanyi cilik jebolan "Di Atas Rata-Rata 1").

Tampil sebagai narasumber ketiga, sambutan peserta Kampus Kompas TV terhadap Rio bisa dikatakan paling meriah dibandingkan narasumber lainnya. Beberapa remaja putri bahkan histeris saat pembalap Campos Racing tersebut berada di atas panggung. Berikut ini beberapa hal yang diungkapkan Rio pada talkshow kemarin (23/10).

Rosianna Silalahi (RS): Apa yang Rio ingat saat menghabiskan masa kecil di Solo?
Rio: Saat kecil saya doyan makan. Bahkan saya sempat gemuk saat itu.
(Kiri) Rio saat masih anak-anak
(Kanan) Rio saat memeperkuat Barwa Addax pada GP2 musim 2013
RS: Jenis latihan apa yang biasanya dilakukan Rio agar menjadi pembalap wahid?
Rio: Latihan kardio, sepeda, lari, renang.

RS: Dulu Rio pernah satu lintasan dengan beberapa pembalap yang kini berlaga di F1. Adakah pembalap yang kini tampil di F1 yang pernah dikalahkan Rio?
Rio: Valtteri Bottas (Rio pernah mengalahkan Bottas sebanyak 2 kali saat masih di GP3, pertama pada seri Jerman yang berlangsung di Nurburgring di race 1, kedua di Hungaroring saat race 2).

RS: Pada seri terakhir (GP Rusia) anda sempat melakukan aksi overtaking namun sayangnya tanda safety car muncul sesaat setelah anda menyalip. Menurut Rio?
Rio: Saat itu terjadi inisden di belakang saya (Johnny Cecotto mengalami kecelakaan saat balapan tersisa 2 lap di tikungan 3 pada sprint race) dan saya menyalip Richie Stanaway namun tanda safety car muncul setelah menyalip Stanaway, menurut steward saya harus mengembalikan pimpinan lomba ke Stanaway, namun di mata komentator (Alex Jacques dan Karun Chandhok) sebenarnya saya yang memenangi lomba.
Manuver Rio terhadap Stanaway pada sprint race seri Rusia,
namun keabsahannya dipertanyakan karena tanda safety car muncul sesaat setelah
Rio merebut pimpinan lomba dari Stanaway
RS: Bagaimana tahun pertama Rio berkompetisi di Eropa?
Rio: Tahun pertama di Eropa, awalnya saya sempat keteteran (Rio finish ke-20 (race 1) dan ke-25 (race 2) pada seri pertama GP3 musim 2010 seri Spanyol), namun di seri kedua akhirnya saya bisa beradaptasi dengan baik dan menang. Namun sayangnya saat itu sempat ada penundaan upacara podium, tadinya saya pikir ada insiden justru panitia sibuk mencari lagu Indonesia Raya.

Rio saat memenangi race 2 seri Turki pada GP3 Series musim 2010
RS: Banyak orang yang kerap memandang remeh jika orang Asia tampil bagus di Eropa, tanggapan Rio sendiri bagaimana?
Rio: Justru hal itu menjadi keuntungan bagi saya karena saya merasa ditakuti oleh mereka yang memandang saya sebelah mata.

RS: Rio sendiri orangnya penurut, misalnya tidak pernah makan permen oleh ayahnya, apa untungnya jadi seorang penurut?
Rio: Sisi positif menjadi seorang penurut yaitu agar tidak terjerumus dalam kesalahan.

RS: Apakah Rio pernah mengeluh begini, "Mengapa saya mesti membalap?"
Rio: Tidak. Saya menerima hal itu dengan senang hati.

RS: Apakah Rio tertarik dengan kehadiran wanita di lintasan (grid girl)?
Rio: Tidak. Saya memilih fokus ke balapan.

Rio saat berada di grid sebelum sprint race seri Inggris dimulai,
saat itu Rio memenangi balapan tersebut dan menjadi kemenangan ketiganya di GP2.

Itulah beberapa hal yang diungkapkan Rio Haryanto dalam talkshow "ROSI" dalam rangka Kampus Kompas TV di Auditorium UNS, Solo pada hari Jumat, 23 Oktober 2015.

Pirelli Adakan "Fan Vote" Untuk Pemilihan Warna Ban Ultrasoft


Sixth Gear - Pirelli berencana melakukan ekspansi tahun depan untuk memperbolehkan tim mempunyai fleksibilitas yang besar karena rencana FIA untuk lebih terbuka mengenai pemilihan ban. Saat ini sudah diluncurkan kampanye di sosial media, mengundang fans untuk memilih preferensi warna untuk kompon ban baru tersebut yang nantinya akan bergabung dengan supersoft, soft, medium, hard, wet, dan intermediate mulai 2016.

Direktur motorsport Pirelli, Paul Hembery mengatakan, "Berinteraksi dengan penggemar selalu penting bagi kami. Kami meihat ke depan mengenai tanggapan dari mereka." Untuk mengikuti voting, silahkan kunjungi akun resmi Pirelli di Facebook, Twitter, dan Instagram.

Honda Muncul Sebagai Opsi Penyuplai Mesin ke Red Bull



Sixth Gear - Kemungkinan besar Red Bull Racing menggunakan mesin Honda musim depan usai kedua belah pihak bertemu membahas rencana tersebut disela-sela GP Amerika Serikat. Saga mengenai mesin mana yang akan digunakan Red Bull musim depan setelah beberapa masalah dengan Renault, meskipun dikabarkan  hampir sepakat dengan Ferrari dan Mercedes namun negosiasi dengan keduanya gagal. Honda sendiri belum mengambil keputusan karena masalah yang mereka hadapi sepanjang 2015 dan dikabarkan menjadi penyuplai eksklusif untuk McLaren.

Sejumlah media mengabarkan kemungkinan tersebut berarti akan memaksa pengembangan mesin, meskipun pabrikan asal Jepang tersebut berulang kali menyatakan tidak akan memaksimalkan sumber daya dengan tim lain. Kepada pers di GP Amerika Serikat, Christian Horner, berkilah sekali lagi mengenai rumor tersebut, namun menganggap bahwa diskusi masih berlangsung.

"Saya pikir, setelah kami duduk disini, tentu ada spekulasi masif dan minat mengenai siapa yang akan menyuplai mesin ke kami tahun depan, dan tidak ada hal yang diperbaiki namun banyak diskusi berjalan saat ini dan semoga ada penyelesaian ke depannya." ungkap team principal Red Bull tersebut.

Rumor berkembang disamping kemungkinan kesepakatan eksklusif antara McLaren dan Honda, namun  Eric Bouiller memilih tidak berkomentar. "Susah untuk berbicara daripada berkata bahwa kami bahagia dengan kerja sama kami bersama Honda dan ini hal yang kami inginkan untuk dicapai, menjadi satu tim kerja dengan OEM, dan saya tak bisa berkomentar tentunya mengenai apa yang diungkapkan (Christian) Horner atau apapun terjadi, Banyak diskusi berlangsung di belakang layar. McLaren dan Honda adalah partner resmi dan tentunya ada rasa menghormati dan memahami antara kedua pihak." ungkapnya.

Dilansir dari crash.net, sempat dikabarkan Honda sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan bekerja sama dengan sejumlah tim dengan pembangunan pabrik baru di Milton Keynes yang juga markas tim Red Bull.

Marquez: Rossi Sebaiknya Fokus ke Lorenzo



Sixth Gear - Marc Marquez telah merespon terkait tuduhan yang dilakukan Valentino Rossi terhadapnya, yaitu sengaja membantu Jorge Lorenzo memenangi gelar juara musim ini. Sang juara bertahan menyebut sebaiknya Rossi fokus untuk mengalahkan rekan setimnya itu.

Rossi mengejutkan seisi paddock MotoGP pada sesi konferensi pers Kamis (22/10) kemarin saat ia menduga Marquez mencoba menolong Lorenzo mengalahkan The Doctor pada balapan di Philip Island minggu kemarin, dimana Marquez menyalip Lorenzo disaat-saat akhir menjelang finish. "Kemarin (22/10) saya rasa dia sedikit mengejutkan kami." ungkap pembalap Repsol Honda tersebut. "Saya mengerti bahwa dia memikirkan kejuaraan dan seilisih 11 poin, tetapi dia mesti berkonsentrasi untuk melawan Lorenzo karena dia adalah lawan yang mesti dikalahkan untuk memenangi kejuaraan. Rossi harus mengalahkannya di lintasan, dan aku pikir ini tahun ini Rossi cukup cepat. Saya tak ingin terlibat dalam pertarungan ini." tambahnya.

Marquez menambahkan saat itu ia tidak belajar cara respeknya terhadap Rossi, namun targetnya di Sepang nanti mungkin melupakan perebutan gelar juara dunia dan fokus untuk memenangi balapan. "Saya selalu respek terhadap Rossi, mengingat saya pikir dia salah satu pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP." ujarnya. "Apa yang dia katakan soal dia mengecewakan saya, karena saya berusaha 100%: di Australia saya menang dan mengambil lima poin dari Lorenzo, jadi saya paham apa yang saya katakan. Target saya disini, seperti biasa adalah untuk menang. Jika kemungkinan hanya finis kedua, saya akan menempatinya. Saya akan membalap dengan cara saya karena baik saya dan Pedrosa mustahil memenangi kejuaraan." tambah the Baby Alien.

Dikutip dari motorsport.com

Jumat, 23 Oktober 2015

Preview Formula E – Beijing ePrix



Sixth Gear – The show goes on. Usai melakoni musim pertama yang fantastis dimana Nelson Piquet Jr. (Brazil/NextEV TCR) keluar sebagai juara Formula E musim pertama, Formula E memulai musim baru akhir pekan ini di Beijing, ibukota Tiongkok. Sama seperti musim lalu dimana Beijing ditunjuk sebagai seri pembuka Formula E, balapan di Beijing nanti tetap berlangsung di jalanan sekitar taman Olimpiade Musim Panas 2008.

Sirkuit yang memiliki 17 tikungan ini memiliki sejumlah tikungan dengan sudut tikung sebesar 90 derajat dan chicane (tikungan S). Dari segi layout sendiri sirkuit ini cukup menantang bagi pembalap, selain tikungannya yang menuntut keahlian pembalap, pembalap juga dituntut ekstra hati-hati karena minimnya run-off area disini. Sedikit saja mereka melakukan kesalahan, konsekuensinya adalah menabrak pagar atau menimbulkan kecelakaan pembalap. Tak hanya itu, sausage kerb juga bisa jadi jebakan karena bentuknya yang cembung. Sekali saja mereka menginjaknya, tak hanya mobil bisa terbang, bisa saja merusak suspensi mobil.

-Circuit and Details-



Panjang: 3,439 km
Jumlah tikungan: 17 (6 kanan/11 kiri)
Jumlah lap: 26 lap
Podium 2014/15:
1.      Lucas Di Grassi (Brazil/Audi Sport Abt)
2.       Franck Montagny (Prancis/Andretti Autosport)
3.       Sam Bird (Britania Raya/Virgin Racing)
Pole Position 2014/15:
Nicolas Prost (Prancis/e.DAMS Renault) 1:42.200
Fastest Lap 2014/15:
Takuma Sato (Jepang/Amlin Aguri) 1:45.101 

 -Timetable-
08:15-09:00 FP1
10:30-11:00 FP2
12:00-12:06 QP Group 1
12:10-12:16 QP Group 2
12:20-12:26 QP Group 3
12:30-12:36 QP Group 4
12:45-13:00 Super Pole
16:00 Race
Semua waktu diatas dalam waktu Indonesia barat

-2015/16 Teams and Drivers-
 Abt Schaeffler Audi Sport (License: Germany)
Team Principal: Hans-Juergen Abt
Chassis: ABT Schaeffler FE01
Drivers: #11 - Lucas Di Grassi (Brazil), #66 - Daniel Abt (Germany)
 Andretti Formula E Team (USA)
Team Principal: J.F.Thorman, Robert Griffiths
Chassis: Andretti ATEC-01
Drivers: #28 - Simona de Silvestro (Switzerland), #27 - Robin Frijns (Nederland)
Dragon Racing (USA)
Team Principal: Jay Penske
Chassis: VM200-FE-01
Drivers: #7 - Jerome D’Ambrosio (Belgium), #6 - Loic Duval (France)
DS Virgin Racing Formula E Team (Great Britain)
Team Pricipal: Alex Tai
Chassis: Virgin Racing Engineering DSV-01
Drivers: #2 – Sam Bird (Great Britain), #25 - Jean Eric-Vergne (France)
Renault e.DAMS (France)
Team Principal: Jean-Paul Driot, Alain Prost
Chassis: Renault Z.E 15
Drivers: #8 – Nicolas Prost (France), #9 – Sebastian Buemi (Switzerland)
Mahindra Racing Formula E Team (India)
Team Principal: Dilbagh Gill 
Chassis: Mahindra M2ELECTRO
Drivers: #21 – Bruno Senna (Brazil), #23 – Nick Heidfeld (Germany)
NEXTEV TCR Formula E Team (China)
Team Principal: Yu Liu
Chassis: NEXTEV TCR FormulaE 001
Drivers: #1 – Nelson Piquet Jr. (Brazil), #88 - Oliver Turvey (Great Britain)
Team Aguri (Japan)
Team Principal: Mark Preston
Chassis: SRT01-e
Drivers: #55 - Antonio Felix da Costa (Portugal), #77 - Nathanael Berthon (France)
Trulli Formula E Team (Switzerland)
Team Principal: Lucio Cavuto
Chassis: Motomatica JT-01
Drivers: #10 - Vitantonio Liuzzi (Italy), #18 - Salvador Duran (Mexico)
Venturi Formula E Team (Nederland)
Team Principal: Gildo Pallanca Pastor
Chassis: Venturi VM-200-FE-01
Drivers: #4 - Sthepane Sarrazin (France), #12 - Jacques Villeneuve (Canada)

Keterangan: Yang bercetak tebal berarti debutan,dan yang bercetak miring berarti pembalap wanita.

Sumber: fiaformulae.com

Kamis, 22 Oktober 2015

Preview F1 GP Amerika Serikat



Sixth Gear -  American race period starts here. Balapan F1 akhir pekan ini memasuki periode balapan di benua Amerika ditandai dengan seri ke-16 yang berlangsung di Circuit of the Americas (COTA) akhir pekan ini. Sirkuit yang baru masuk kalender balap F1 musim 2012 kemarin ini memiliki panjang 5,515 km dan dirancang oleh Hermann Tilke, arsitektur sirkuit kenamaaan yang sudah dikenal luas di kalangan pecinta motorsport.

COTA sendiri memiliki karakter medium, dimana terdapat sejumlah tikungan cepat namun adapula beberapa tikungan lambat dimana beberapa berwujud hairpin seperti tikungan 1 yang menanjak lalu belok ke kiri maupun tikungan 11 yang relatif lambat. Tikungan 2 hingga tikungan 10 di sirkuit ini bersifat mengalir karena jarak antar tikungan yang pendek dan masih bisa dilewati dalam kecepatan sedang. Ada tikungan 16-18 yang mirip dengan tikungan 8 sirkuit Istanbul, namun bedanya tikungan 16-18 ini mengarah ke kanan.

Bisa saja Lewis Hamilton mengamankan gelar juara dunia jika ia memenangi balapan disirkuit ini, asalkan rival terdekatnya, Sebastian Vettel finish ketiga.

-Circuit and Details-



Dibangun: 2010
Dibuka: 21 Oktober 2012
Panjang : 5.513 km / 3.43 miles
Tikungan: 20 (11 kiri, 9 kanan)
Lebar : 15 m./ 49.21 ft.
Trek lurus terpanjang: 1200 m. / 3937.01 ft.
Zona deteksi DRS: 150 m usai T10 dan 65 m usai T18
Zona aktivasi DRS: 320 m usai T11 dan 80 m usai T20 (start/finish straight)

-Timetable-
Jumat, 23 Oktober 2015
FP1 22:00-23:30

Sabtu, 24 Oktober 2015
FP2 02:00-03:30
FP3 22:00-23:00

Minggu, 25 Oktober 2015
QP 01:00-02:00

Senin, 26 Oktober 2015

Race 02:00 

Sumber: FIA

Preview MotoGP GP Malaysia



Sixth Gear – The final of 2nd fly-away race period. Rangkaian balapan fly-away kedua musim ini berakhir di sirkuit Sepang, Malaysia akhir pekan ini. Sirkuit Sepang sendiri lokasinya berdekatan dengan Kuala Lumpur International Airport (KLIA), sekitar 45 kilometer arah selatan dari Kuala Lumpur. Selain menjadi arena penyelenggaraan MotoGP, sirkuit ini juga menjadi venue gelaran Formula 1, A1GP, WSBK, dan beberapa ajang otomotif lainnya. Dibangun pada tahun 1997, sirkuit ini didesain oleh arsitektur sirkuit kenamaan Hermann Tilke. 2 tahun kemudian, sirkuit ini diresmikan dan dibuka oleh perdana menteri Malaysia saat itu, Tun Dr. Mahathir bi Mohamad. Dia juga menghadiri balapan MotoGP pertama di sirkuit tersebut pada 20 April 1999.

Sirkuit sepanjang 5,543 kilometer ini dikenal memiliki sweeping corners dan trek lurus yang lebar. Layout sirkuit ini berbeda dari biasanya dengan adanya sepasang trek lurus yang panjang (back straight serta pit straight) yang dipisah dengan sebuah hairpin yang ketat.  Berbicara mengenai karakteristik tikungan di sirkuit ini, setiap tikungan di sirkuit ini punya karakteristik sendiri, mulai dari tikungan pertama yang panjang namun slow corner, dilanjutkan tikungan 2 yang merupakan tight left hairpin dimana pembalap menuruni bukit secara signifikan. Lalu tikungan 3-4 yang mengarah ke kanan, dimana kedua tikungan ini memiliki karakter berbeda: tikungan 3 merupakan tikungan cepat dan tikungan 4 (Langkawi curve) merupakan tikngan 90 derajat ke kanan yang relatif lambat, kemudian tikungan 5-8 yang termasuk tikungan yang dapat dilibas dalam kondisi kecepatan sedang (T7-8 atau KLIA curve) dan dalam kondisi kecepatan tinggi (T5-6). Beranjak ke tikungan 9 yang mirip tikungan 2 namun menaiki bukit, lalu ke tikungan 10 yang mesti dilibas saat kecepatan sedang menuju tikungan 11 (lokasi kecelekaan maut yang melibatkan Marco Simoncelli, Colin Edwards, dan Valentino Rossi pada gelaran MotoGP musim 2011) yang lambat. Menuju tikungan 12 dan 13 yang mirip T5-6 namun di tikungan 13 (Sunway Lagoon) cukup menantang. Menuju tikungan 14 yang mirip dengan T11, lalu berakhir di tikungan 15 dimana pembalap dituntut untuk melakukan pengereman yang keras setelah melewati trek lurus nan panjang.

Tidak menutup kemungkinan penentuan gelar juara dunia bisa dipastikan di sirkuit ini, dengan catatan sebagai berikut:

  •          Valentino Rossi menang, Jorge Lorenzo harus finish di posisi 6 atau lebih rendah
  •          Valentino Rossi finish di posisi 2, Jorge Lorenzo harus finish di posisi 11 atau lebih rendah
  •          Valentino Rossi finish di posisi 3, Jorge Lorenzo harus finish di posisi 15 atau lebih rendah


Jika pasca Sepang VR-JL selisih poin 26 atau lebih, VR46 otomatis jurdun 2015. Tidak menutup kemungkinan Marc Marquez maupun rider lainnya mengusik duel Rossi vs Lorenzo (artinya merebut kemenangan) seperti yang diperagakan Marquez pada GP Australia pada akhir pekan kemarin dimana the Baby Alien melakukan manuver brilian terhadap Lorenzo menjelang finish.

-Circuit and Details-
Dibangun: 1997
Dibuka: 1999
Arsitek: Hermann Tilke
Panjang: 5,543 km
Jumlah tikungan: 15 (10 kiri, 5 kanan)
Kapasitas: 80.000 penonton

-Timetable-
Jumat, 23 Oktober 2015
08:00-08:40 Moto3 FP1
08:55-09:40 MotoGP FP1
09:55-10:40 Moto2 FP1
12:10-12:50 Moto3 FP2
13:05-13:50 MotoGP FP2
14:05-14:50 Moto2 FP2

Sabtu, 24 Oktober 2015
08:00-08:40 Moto3 FP3
08:55-09:40 MotoGP FP3
09:55-10:40 Moto2 FP3
11:35-12:15 Moto3 QP
12:30-13:00 MotoGP FP4
13:10-13:25 MotoGP Q1
13:35-13:50 MotoGP Q2
14:05-14:50 Moto2 QP

Minggu, 25 Oktober 2015
08:40-09:00 Moto3 WUP
09:10-09:30 Moto2 WUP
09:40-10:00 MotoGP WUP
11:00 Moto3 Race
12:20 Moto2 Race

14:00 MotoGP Race

Sabtu, 17 Oktober 2015

Wayne Gardner Jagokan Rossi Juara Dunia Musim ini



Sixth Gear - Legenda balap asal Australia, Wayne Gardner, merasa bahwa Valentino Rossi yang akan meraih gelar juara dunia musim ini, meskipun diatas kertas Lorenzo yang lebih cepat dan cukup konsisten musim ini lebih dijagokan untuk merebut titel juara MotoGP musim ini.

"Ini fantastis, persaingan mereka sangat bagus untuk olahraga ini dan tentunya televisi. Valentino sudah jadi legenda, mungkin salah satu pembalap terhebat dalam sejarah Grand Prix dan sedang mencoba untuk menjadi juara dunia lagi di usia 36 tahun. Ini luar biasa," ucap Gardner dilansir dari laman resmi MotoGP, Sabtu (17/10)

"Valentino punya sentuhan midas, semua yang disentuhnya berubah menjadi emas. Dia juga sangat cerdas, pintar, dan sering beruntung. Jorge juga hebat, dia mengendarai motor dengan lebih baik. Dia berkelas! Keduanya adalah rider fantastis dan terhormat," lanjutnya.

Lalu, siapa yang akan merebut titel juara dunia? "Firasat saya mengatakan Valentino. Tapi, saya pikir Lorenzo akan berjuang sampai titik darah penghabisan, Dia sangat tidak beruntung dalam beberapa balapan terakhir. Tapi, Valentino punya sentuhan midas. Saya pikir keberuntungan berada di sisinya." ujar juara kelas 500cc tahun 1987 tersebut.
Dikutip dari sports.okezone.com dengan sedikit perubahan

Jumat, 16 Oktober 2015

Lorenzo Belum Memerlukan Taktik "Valencia 2013"

Jorge Lorenzo memimpin jalannya balapan seri Valencia musim 2013
kredit: crash.net

Sixth Gear - Tertinggal 18 poin dari Valentino Rossi yang saat ini memuncaki klasmen pembalap, memenangi tiga seri tersisa tidak cukup bagi Jorge Lorenzo untuk mengamankan gelar juara dunia musim ini. Meskipun ia pernah memenangi balapan di Philip Island, Sepang, dan Valencia, X-fuera butuh bantuan dari pembalap lain untk menghambat rekan setimnya pada salah satu dari tiga seri tersebut. Hal itu meningkatkan prospek karirnya - dominan pada lintasan kering di lima seri terakhir - memperbolehkan taktik "go slow"dengan cara membantu rider lainnya finis didepan Rossi.

Saat melakukan wawancara dengan crash.net hari ini, Lorenzo ditanyai kapan ia akan mengulangi taktik pada seri Valencia musim 2013. Berikut jawaban dari Lorenzo, "Anda tahu, saya pikir saat ini kemungkinan untuk memenangi balapan dan peluang Marquez atau Pedrosa di depan (Valentino) Rossi sangat besar. Balapan sendiri sangat panjang dan cepat atau lambat, ada pembalap yang memiliki pacuan yang bagus akan finis di depan Rossi. Jika anda mencoba melambat dengan pebalap seperti Marquez yang pantang mundur, itu akan menyulitkan. Dan di sirkuit seperti Philip Island yang berangin dan sebagainya saya rasa itu bukan strategi yang cocok saat ini."

"Kami akan melihat ke depan apakah kami akan memakainya atau tidak, tetapi untuk saat ini saya ingin bertarung untuk menang disini (Philip Island) dan di Malaysia, kemudian melihat di urutan berapa Rossi sanggup menyelesaikan lomba. Mungkin ia finis di depan saya, dan bisa jadi apa yang anda katakan dibutuhkan ke depannya." tambah juara dunia MotoGP musim 2010 dan 2012 tersebut.

Kamis, 15 Oktober 2015

Preview MotoGP GP Australia



Sixth Gear - There isn't an one week for break. Usai balapan yang mendebarkan di Motegi, kini fokus semua pembalap MotoGP langsung mengarah ke seri selanjutnya di sirkuit Philip Island, sirkuit yang terletak di Philip Island, Victoria, Australia (140 km dari Melbourne). Sirkuit ini dibuka pertama kali pada tahun 1956, menggantikan trek lama yang dirasa tidak aman mengingat semakin kencangnya motor balap.

Memiliki karakter yang cepat (sirkuit tercepat kedua dalam kalender balap musim ini setelah sirkuit Assen), kecepatan rata-rata yang dapat ditempuh di sirkuit ini mencapai 177 km/jam mengingat sirkuit ini didominasi tikungan yang memiliki karakter high-speed. Trek lurus terpanjangnya hanya 900 meter dengan panjang keseluruhan 4,445 km. 6 tikungan di sirkuit ini dapat dilibas dengan kecepatan 180 km/jam, bahkan 3 diantaranya bisa dilewati dengan kecepatan 200 km/jam dengan menggunakan gigi 4 atau 5. Tikungan low-speed disini hanya ada 2 yang bisa dilewati dengan gigi 1 atau 2. Pemilihan ban juga sangat penting, karena tikungan high-speed dapat memengaruhi daya tahan ban.

Tantangan lainnya adalah aspal yang bergelombang. Salah sedikit saja dapat mengakibatkan motor terbang cukup tinggi. Selain itu, tiupan angin disini tergolong mendadak dan cepat karena sirkuit ini letaknya tak jauh dari pinggir tebing pantai. Belum lagi adanya binatang seperti burung maupun kangguru yang bisa saja merusak konsentrasi pembalap dalam waktu singkat.

Usai finis di depan Lorenzo pekan lalu, gap antara Rossi dengan Lorenzo melebar jadi 18 poin pada klasmen pembalap. Valentino Rossi tercatat pernah 8 kali menang di sirkuit ini (terakhir musim 2014). Keduanya siap bertarung lagi guna memperebutkan gelar juara dunia musim ini. Sementara itu, meskipun sudah tidak punya peluang memenangi gelar juara dunia, Marc Marquez setidaknya bisa mengacaukan duel sesama pembalap Movistar Yamaha tersebut. Selain itu, Marquez bertekad untuk naik podium mengingat ia belum pernah melakukannya sejak debut di kelas MotoGP. Musim 2013, ia didiskualifikasi karena melanggar peraturan mandatory pit-stop. Musim lalu, ia gagal melanjutkan lomba. Sedangkan pemenang seri sebelumnya, Dani Pedrosa bisa saja menghadirkan kejutan seperti di Motegi akhir pekan kemarin.

-Circuits and Details-


Panjang: 4,445 km
Jumlah tikungan: 12 (7 kiri, 5 kanan)
Trek lurus terpanjang: 900 meter
Dibangun: 1951
Dibuka: 1956









Sumber: wikipedia

Senin, 12 Oktober 2015

Balada Sergey "Surakin" Sirotkin

Sergey Sirotkin mengalami kerusakan pada sayap depan mobilnya
Kredit: GP2 Media Services

Sixth Gear - Sprint race GP2 seri Rusia Minggu (11/10) kemarin menjadi balapan yang mesti dilupakan oleh pembalap asal tim Rapax, Sergey Sirotkin. Sebab bukannya tampil brilian di hadapan pendukungnya sendiri, Sirotkin justru menanggung malu karena tak hanya kehilangan posisi ketiga di klasmen pembalap yang kembali diambil alih oleh Rio Haryanto, ia juga mendapat penalti 10 detik karena selepas start ia menabrak pembalap asal Inggris, Dean Stoneman menjelang entry tikungan 2, dan merusak sayap depan mobilnya. Namun tahukah anda, sebenarnya Sirotkin kualat akibat menabrak Rio Haryanto menjelang finish pada feature race seri Hungaria akhir Juli kemarin?

Kejadiannya saat Rio dan Sirotkin bertarung memperebutkan podium ketiga pada lap terakhir. Saat keduanya mendekati tikungan 13, Sirotkin tiba-tiba melakukan manuver dari sisi dalam dan ia menabrak Rio hingga sayap depan milik pembalap Campos Racing tersebut patah. Sontak kejadian tersebut memancing kemarahan sejumlah Sahabat Rio (sebutan untuk penggemarnya Rio Haryanto). Kebanyakan mereka meluapkan emosi mereka di sosial media, beberapa di antaranya melontarkan sumpah serapah ke pembalap yang musim lalu menjadi test driver Sauber tersebut. Bahkan sebuah fanpage pun sampai-sampai memlesetkan nama belakangnya jadi "Surakin". Ada yang melabeli podium yang diraih Sirotkin saat itu sebagai "podium haram".

Beberapa waktu berselang usai kejadian tersebut, akhirnya Sirotkin kena batunya. Mulai saat dihantam Alex Lynn pada feature race seri Italia, dan puncaknya saat balapan kandang di Sochi Autodrom. Entah karena Sirotkin terlalu bernafsu ingin menyodok ke barisan depan atau ia terjebak di antara kerumunan pembalap, ia menghantam pembalap tim Carlin, Dean Stoneman dari belakang hingga mengakibatkan sayap depannya patah. Akibatnya Sirotkin mesti masuk pit untuk mengganti sayap depannya yang rusak, lalu ia diganjar penalti 10 detik akibat insiden tersebut. Hingga ia merelakan posisi ketiga di klasmen pembalap kembali ke Rio Haryanto usai finish kedua pada sprint race Minggu kemarin (11/10)

Ingat, apapun yang terjadi hukum karma berlaku!

Minggu, 11 Oktober 2015

Sochi Post Sprint Race Quotes - Rio Haryanto

(ki-ka) Rio Haryanto, Richie Stanaway, dan Raffaele Marciello saat podium sprint race seri Rusia.
credit: GP2 Media Services


Sixth Gear - Berikut adalah bagaimana Rio Haryanto berpendapat mengenai balapan pada sprint race seri Rusia.

GP2: Rio, Selamat. P2 hari ini. Anda begitu ngotot dan berusaha untuk mendapatkan lebih. Apa yang terjadi?

Rio: Well, saya ingin bilang kalau saya melakukan balapan yang mengagumkan setelah start dari posisi 4. Di akhir lap 1 saya sudah di urutan 2. Saya mencoba untuk tetap di belakang Stanaway namun dia punya pace yang bagus diawal. Saya melihat disaat-saat akhir dia melamban. Saya beberapa kali mengejarnya dan saya pikir dengan 2 lap tersisa saya sudah di posisi yang ideal untuk menyalipnya. Saya menyalipnya sebelum saya melihat lampu tanda safety car. Pastinya itu sedikit membingungkan. Saya melihat lampu tanda SC sesaat setelah menyalipnya. Lalu ia mencoba mengambil alih posisi saya (pimpinan lomba). Bagaimanapun, saya senang dengan hasil ini setelah balapan yang sulit di Spa dan Monza. Kami kembali ke kondisi ideal sekarang.

GP2: Benarkah anda bertahan sekuat mungkin dan memengaruhi posisi anda di klasmen pembalap pada dua seri terakhir, apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

Rio: Saya pikir GP2 adalah kompetisi yang berat: jika anda tidak mendapat keseimbangan mobil yang cocok atau anda tak bisa mendapat catatan waktu yang bagus saat kualifikasi, maka akhir pekan anda akan berantakan. Akhir pekan ini kami bagus di sesi latihan bebas, namun tidak saat kualifikasi. Bagaimanapun, kami memaksimalkan semua potensi selama balapan. Semoga kami bisa menjaga momentum ini di dua seri terakhir. Itu penting bagi saya musim ini.

GP2: Kita akan back-to-back race di Sakhir dan Yas Marina - dua trek dimana anda sangat memahaminya. Apa yang bisa kami harapkan dari anda disana?

Rio: Saya rasa kami mesti menjaga momentum, meraih poin dan menikmati sampanye... saya rasa kami akan kuat di Sakhir karena kami meraih podium ganda musim ini (P2 pada race 1 dan menang di race 2). Saya berharap ke depannya untuk seri tersebut. Kami tetap berusaha sampai akhir.

Dikutip dari GP2 dengan alih bahasa oleh Adi_Hoet. #RioJuara  

Sabtu, 10 Oktober 2015

Mulai 2017, GP Rusia Diadakan Malam Hari?



Sixth Gear - Pengelola sirkuit Sochi Autodrom berencana untuk mengadakan balapan malam untuk event Formula 1, namun membutuhkan dana yang besar untuk instalasi penerangan sirkuit tersebut. Setelah melalui studi kelayakan, pengelola sirkuit kini kiat dekat dengan proyek penerangan ramah lingkungan. Bagaimanapun, dengan rencana balapan musim depan yang diperkirakan berlangsung di bulan Mei, sudah terlambat untuk mengadakan night race tahun depan, 2017 jadi pilihan realistis.

Alexander Saurin, pemimpin region Krasnodar, mengatakan ia sudah menghitung biaya yang diperlukan dan waktu pelaksanaan proyek tersebut. "Jadi kami menganalisis solusi saat ini. Saya pikir kami jangan berharap itu terjadi sebelum 2017. Kami akan mengambil keputusan tahun depan namun tidak akan melaksanakannya sampai 2017." ungkapnya dilansir motorsport.com

Konsultan Richard Cregan mengungkapkan bahwa ia berharap balapan dimulai saat petang seperti balapan di Abu Dhabi. "Rasanya kalau balapan dimulai jam 7 malam akan menimbulkan masalah, alangkah baiknya balapan dimulai pada sore hari dan selesai pada malam hari. Kami mencari apa yang dibutuhkan, semoga pemasangan penerangan akan membantu kami agar Sochi bisa sebagai venue yang bisa digunakan sepanjang tahun."

Marquez: Itu Menyakitkan, Tapi Masih Lumayan



Sixth Gear - Marquez mengaku puas dengan performanya pada hari pertama GP Jepang Jumat (9/11) kemarin, dimana untuk kali pertama Marquez mengendarai RC-213 V usai operasi. Sang juara bertahan sendiri memerlukan pemasangan plat pada tulang metakarpal kelima pada tangan kirinya usai terjatuh saat mengendarai sepeda gunung.

Baik pada FP1 dan FP2 the Baby Alien finish ke-7 dengan lap time terbaik terpaut 0,761 detik dari Jorge Lorenzo. "Latihan pertama sangat berguna untuk kami untuk mengetahui kondisi tangan kiri saya, dan beradaptasi setepat mungkin dengan gaya saya dan semuanya berjalan lancar. Setidaknya saya masih sanggup mengendarai dan melakukan late braking, itu penting bagiku. Meskipun sakit, namun masih lumayan.", ujarnya dikutip crash.net

Untuk menyasati cederanya, ia menggunakan handlebar grip yang sudah dimodifikasi. "Hari ini (9/11) saya tidak berusaha 100% sebab bila anda stres berlebihan besok (10/10) akan menjadi buruk. Jadi kami akan melihat, Saat ini lebih baik daripada kemarin, namun saya berharap setelah latihan dengan fisioterapis sore kemarin akan sangat membantu." tambahnya.

Saat ditanyai siapa yang akan menjadi juara dunia musim ini, Marquez mengaku hal itu menjadi hal terberat untuk diungkapkan. Semua orang tahu kalau Marquez sendiri adalah penggemar Valentino Rossi, dan ia menilai The Doctor mengalami musim yang menakjubkan dan konsisten, disisi lain ia menilai Lorenzo adalah sosok tercepat saat ini.

Ducati di Motegi, Teman atau Musuh bagi Rossi?



Sixth Gear - Pebalap Movistar Yamaha MotoGP, Valentino Rossi menyatakan bahwa duet Ducati, Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso bisa menjadi teman sekaligus musuh dalam menghadapi Jorge Lorenzo di Sirkuit Twin Ring Motegi, Jepang akhir pekan ini.

Lorenzo sukses menjadi yang tercepat dalam dua sesi pertama pada hari Jumat (9/10). Rossi sendiri hanya berada di posisi kedelapan, dan pebalap yang benar-benar mampu menempel Lorenzo hanyalah Dani Pedrosa, Iannone dan Dovizioso."Skenario terbaik adalah jika duet Ducati start di depan Jorge. Tapi bila keduanya di belakang Jorge, dan berada di depan saya, maka akan jadi bencana! Tapi tampaknya memang akan begitu," ujar Rossi dalam wawancaranya bersama GPOne.
Saat ini, Rossi masih berada di puncak klasemen pebalap dengan keunggulan 14 poin dari Lorenzo. Dengan keunggulan yang tipis ini, The Doctor pun membutuhkan "bantuan" dari para rival untuk menghambat laju X-Fuera.


"Ducati sangat kencang di trek lurus. Mereka 10 km/jam lebih cepat dari saya, karena saya sangat lamban di lintasan lurus. Mereka pasti akan menyulitkan saya, apalagi dengan ban lunak. Semoga mereka lebih kuat dari Jorge, pasti bakal menyenangkan," tutupnya.


sumber: bola.net

Ketika Wartawan Olahraga Salah Tulis



Sixth Gear – Sudah tergolong lumrah jika seorang wartawan salah tulis di media cetak, namun kejadian kali ini mengakibatkan beberapa orang tertawa geli. Bagaimana ceritanya sampai si kuli tinta yang salah tulis jadi bahan tertawaan orang? Berkut ceritanya.

Kejadiannya bermula ketika seorang wartawan dari surat kabar kenamaan, sebut saja Sutimin, menulis berita tentang GP2 Series. Konyolnya, Sutimin ini salah menulis caption foto dalam berita yang ditulisnya. Tepat dibawah foto Rio Haryanto saat memenangi sprint race seri Austria Juni kemarin, ia menulis, “BALAS: Rio Haryanto bertekad untuk kembali naik podium di MotoGP Rusia”.  Lalu seorang member grup Facebook tentang Formula 1 memfoto koran tersebut dan mengunggah foto itu ke grup yang bersangkutan dan hasilnya beberapa member pun tertawa melihat kesalahan konyol tersebut. Ada yang menyindir dengan menyebut produk minuman, ada yang menganggap Sutimin biasanya menulis berita tentang Valentino Rossi dkk. lalu disuruh atasannya untuk menulis berita tentang balap roda empat, dan ada yang menganggap si Sutimin lapar saat menulis berita tersebut.


Selain tanggapan diatas, ada yang menganggap jangan-jangan Rio mau pindah ke balap roda dua, dan ada yang berpikir seandainya MotoGP digelar di negara terluas di dunia tersebut. Ya begitulah watawan, mereka juga manusia, kadang khilaf.

Sumber foto: Facebook

Jumat, 09 Oktober 2015

Preview MotoGP GP Jepang



Sixth Gear - Akhir pekan ini MotoGP memasuki periode “fly-away races” alias balapan diluar Eropa untuk kedua kalnya (sebelumnya di tiga seri pertama musim ini). GP Jepang yang berlangsung di sirkuit Twin Ring Motegi (ツインリンクもてぎ Tsuin Rinku Motegi) menjadi awal rangkaian fly-away race pada akhir pekan ini sebelum berlanjut ke Philip Island dan Sepang. Penamaan sirkuit ini disesuaikan dengan fasilitas sirkuit yang memiliki 2 lintasan, yaitu oval course sepanjang 2,493 km (1,549 mil) dan road course sepanjang 4,8 km (2,98 mil). Sirkuit ini dibangun tahun 1997 oleh Honda sebagai bagian dari memperkenalkan Indy Racing League (lebih dikenal sebagai IndyCar) ke Jepang dalam rangka menambah wawasan mengenai open-wheel racing yang terkenal di Amerika tesebut. Untuk balapan MotoGP akhir pekan ini yang digunakan adalah road course.

Bagian road course ini dikenal unik karena fasilitas yang ada disini juga digunakan pada lintasan oval. Road course sendiri dibangun dengan gaya stop-start straigth hairpin, artinya setelah pembalap keluar dari hairpin, ia menghadapi trek lurus sebelum masuk ke hairpin berikutnya. Istilah gampangnya: stop-and-go. Dibandingkan arena oval, road course ini jauh lebih ramai karena selain MotoGP, sejumlah event seperti Formula Nippon, Super GT, Super Taikyu, Formula 4 dan FJ1600 juga menggunakan bagian ini (yang disebut 2 terakhir menggunakan lintasan yang lebih pendek). Begitu juga dengan kejurnas balap motor di Jepang juga memakai road course.

Setelah Movistar Yamaha mengamankan gelar juara dunia untuk kategori tim di Aragon, kini tinggal mencari siapa yang akan menjadi juara dunia untuk kategori pembalap, dimana kandidat juara dunia musim ini mengerucut kepada 2 pembalap: Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Marc Marquez tersisih dari perebutan gelar juara usai terjatuh di awal balapan GP Aragon dua pekan yang lalu. Meskipun tersisih, Marquez tetap waspada karena jika ia tampil buruk di Motegi, bisa saja posisinya di urutan ketiga klasmen pembalap diambil alih Andrea Iannone.

Circuits and Details



Panjang: 4,8 km (2,98 mil)
Dibuka: Agustus 1997
Lokasi: 120-1 Hiyama, Motegi Haga, Tochigi, 321-3597 Jepang
Kapasitas penonton:   68,156
Pemilik: Honda
Operator: Mobilityland Corporation, Ltd.








Fun Facts

  • Meskipun sirkuit ini dimiliki Honda, Ducati justru menjadi pabrikan yang sering menang di sirkuit ini dengan total 4 kemenangan (Loris Capirossi pada 2005-07 dan Casey Stoner pada 2010).
  • Penghuni 3 besar klasmen (Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Marc Marquez) sama-sama mengalami cedera sebelum GP Jepang. Rossi mengalami cedera usai terjatuh saat sesi tes ban Michelin di Aragon, Lorenzo cedera saat latihan minibike, sedangkan Marquez malah naik ke meja operasi usai mengalami cedera saat latihan sepeda gunung.
  • Pada musim 2011, Casey Stoner dan Jorge Lorenzo mengancam akan memboikot GP Jepang menyusul kekhawatiran terpapar dari radiasi nuklir dari reaktor nuklir Fukushima Daiichi, meskipun ahli sains independen dari WHO dan Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency menyatakan bahwa hidup ditempat sejauh 80 km dari reaktor nuklir tersebut aman dari bahaya radiasi. Motegi sendiri terletak 120 km dari reaktor nuklir tersebut. Pada akhirnya, semua pembalap ambil bagian saat balapan berlangsung, termasuk Stoner dan Lorenzo.
  • Sebelum menjadi tuan rumah GP Jepang sejak 2004, Motegi sebelumnya menjadi tuan rumah Pacific GP dari tahun 2000 hingga 2003.
  • Musim lalu, Marc Marquez meraih gelar juara dunia keduanya di kelas MotoGP  (keempat bila menghitung gelar juaranya di 125cc dan Moto2) usai finish kedua dibelakang Jorge Lorenzo. 
   Dikutip dari wikpedia

Kamis, 08 Oktober 2015

Preview GP Rusia



Sixth Gear - Balapan F1 kembali ke Rusia akhir pekan ini di sirkuit Sochi Autodrom, sirkuit yang terletak di sekitar kompleks Olimpiade musim dingin di kota Sochi, Rusia. Selain F1, supporting event seperti GP2 dan GP3 juga kembali berlangsung usai jeda sebulan.

Sirkuit sepanjang 5,848 km ini memiliki karakter low-speed corner. Pada tahun lalu dibuktikan dengan lintasan yang membutuhkan power yang cukup. Selain itu, kesempatan untuk overtaking di sirkuit ini tergolong berat. Posisi start dan opening lap yang bagus menjadi kunci. Faktor yang signifikan tahun lalu adalah temperatur ban.

Di F1, Hamilton datang ke Sochi dengan modal unggul 48 poin dari Rosberg dan kans Hamilton dan Rosberg di 2 besar klasmen terancam mengingat Sebastian Vettel terpaut 11 poin dibelakang Rosberg. Selain itu, Mercedes punya kesempatan besar mengamankan constructor's championship akhir pekan ini. Sedangkan di GP2, Vandoorne masih nyaman di puncak klasmen, orotan mengarah ke duel perebutan posisi kedua klasmen pembalap antara Alexander Rossi, Sergey Sirotkin, dan Rio Haryanto. Pembalap asal Inggris, Dean Stoneman melakukan debut GP2 akhir pekan ini bersama tim Carlin, menggantikan Julian Leal.

-Circuits and Details-



Panjang: 5,848 km
Zona DRS: 2 (Apex T1-sebelum T2, 230 meter usai T10-sebelum T13)
Tire Choice:
F1: Pirelli P Zero Soft (Kuning) dan Supersoft (Merah)
GP2: Pirelli P Zero Soft (Kuning) dan Medium (Putih)
GP3: Pirelli P Zero Medium.

Race Distance:
F1: 53 lap (309,745 km)
GP2: Race 1 - 30 lap (175,241 km), Race 2 - 21` lap (122,609 km)
GP3: Race 1 -  19 lap (110,913 km), Race 2 - 15 lap (87,521 km)

Sumber: fia.com dan The Insider